Solo — Pengelola Terminal Tirtonadi Solo berharap perusahaan otobus (PO) bersaing secara sehat dalam menggaet penumpang. Hal itu disampaikan pihak terminal terkait insiden mogoknya bus jurusan Solo-Yogyakarta selama dua jam, Senin (11/5).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan penumpang Solo-Yogyakarta sempat tertahan selama dua jam dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB di Terminal Tirtonadi. Perselisihan timbul bus Mira dari Yogyakarta tujuan Surabaya mengambil penumpang di Klaten, sementara di belakangnya ada Bus Harno jurusan Yogya-Solo. Hal itu membuat semua bus Harno dan bus jurusan Solo-Yogya lainnya melakukan demo dengan mogok jalan di Klaten.
“Penumpang kan bukan hak milik. Penumpang kan juga memilih, mengejar pelayanan. Kalau misal berhentinya lama, sementara penumpang mengejar waktu. Itu yang membuat penumpang memilih bus,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) UPTD Terminal Tirtonadi, Joko Supriyanto kepada wartawan, Senin (1/5).
Menurut Joko, PO bus juga harus pandai-pandai dalam menarik penumpang. Dari sisi tampilan misalnya, semestinya antara PO satu dengan PO lainnya bisa dibandingkan.
“Kalau dijejerke ki minimal bus e podho (kalau busnya didampingkan minimal sama),” ujarnya.
Hal serupa disampaikan petugas PO Langsung Jaya, Adiyanto. Sesama PO semestinya tidak terjadi perselisihan lantaran berebut penumpang.
“Kan sama-sama cari makan. Semestinya bisa saling memahami,” katanya.