Timlo.net — Umat Budha di Batu, Jawa Timur menggelar serangkaian acara menyambut perayaan Waisak di Wihara Dharmmadipa Arema. Puncak acara yang bertema ‘Detik Waisak’ berupa persembahyangan yang digelar malam ini, mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 23 menit 18 detik 43.
Selain itu juga digelar kegiatan berupa penggalangan dana untuk membantu kaum muslim Rohingya yang terusir karena kasus SARA di negaranya, Myanmar. Spanduk penyataan sikap terpampang di pintu masuk Vihara.
“Help Rohingya, Umat Budha Prihatin Atas Nasib Pengungsi Rohingya dan Sangat Prihatin Terhadap Sikap Pemerintah Rohingya dan Kaum Radikalis yang Tidak Manusiawi. Semoga Kedamaian Segera Terwujud,” demikian tulisan tersebut terpampang.
Sementara itu, di dalam komplek wihara juga terpampang spanduk dengan tulisan yang hampir sama. Hanya perbedaan tulisan Help Rohingya dan Save Rohingya. Selain itu juga tersedia kotak amal bertuliskan Help Rohingya yang ditunggu oleh dua orang Samanera (calon biksu).
Wakil Pengurus Wihara Dharmmadipa Arema, Padhita Muda Wakimin Varadhammo mengungkapkan, penggalangan dana dilakukan sejak beberapa hari lalu. Sumbangan-sumbangan tersebut dikumpulkan, kemudian akan dikirimkan ke Sumatera Utara dan Aceh, tempat beberapa pengungsi ditampung.
“Kegiatan ini untuk membantu saudara-saudara kita dari Myanmar yang sekarang mengungsi di Indonesia. Kegiatan ini dijalankan secara nasional yang dikoordinir oleh Magabudhi (Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia),” kata Wakimin Varadhammo di Batu, Selasa (2/6) malam.
Seberapa besar sumbangan tersebut, kata Wakimin, nantinya akan dikumpulkan dari pengurus Buddha Theravada yang tersebar di kecamatan-kecamatan di Batu dan sekitarnya.
“Bukan melihat masalahnya, tetapi melihat pederitaannya. Tujuannya untuk meringankan beban penderitaan orang lain,” katanya.
Wakimin juga melihat bahwa persoalan etnis yang terjadi di Myanmar tidak bisa serta merta dibawa ke Indonesia, kendati di sana yang terjadi konflik antara kaum muslim dan Budha.
“Umat Budha di Indonesia tidak ada masalah, kita harus melihat inti masalahnya. Hidup itu sesuai dengan Dhamma, ajaran Dhamma kami semoga semua makhluk berbahagia. Di Myanmar itu sudah masuk persoalan politik,” katanya.
“Kami setiap selesai rapat atau pidato itu selalu mengucapkan Semua Maklukh Berbahagia. Itu mengharap kebahagiaan bagi makluk yang lain juga, termasuk yang tidak terlihat dengan kasat mata,” sambungnya.
Sebelumnya juga digelar donor darah dan kirab Puja Budaya berupa persembahan budaya Budhis.
[rnd]Sumber : Merdeka.com