Kamis, Februari 2, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Tradisi Malem Selikuran Masih Lestari di Wonogiri

by
7 Juli 2015 | 23:25
in Seni Budaya, Umum
Share on FacebookShare on Twitter

Wonogiri — Menjelang matahari terbenam, suara kentongan ditabuh bertalu-talu. Tak berapa lama, riuh warga berjalan menuju rumah kepala dusun (Kadus) dengan menenteng baki terbungkus kain. Bukannya arisan atau rapat bulanan, tetapi mereka menjalankan tradisi turun temurun, yakni tradisi maleman.

Khususnya warga masyarakat Jawa muslim masih menjalankan adat istiadat, yakni kendurinan sebelum menjelang berbuka puasa di rumah sesepuh dusun atau kepala dusun (Kadus). Konon, tradisi ini merupakan warisan Sunan Kalijaga.

BacaJuga

Kaesang Menikah, Gibran Ungkap Ada Tradisi Tumplek Ponjen dan Dodol Dawet

Mentradisikan Tradisi, Boyolali Gelar Festival Thek Thek

Tradisi Ritual Sadranan Seribu Ketupat di Lembah Dawuhan

Satu ekor ayam ingkung dan nasi uduk tersaji, tertata rapi di atas besek atau baki. Ritual ini sebagai rasa wujud puji syukur terhadap Tuhan atas apa yang telah dilimpahkan. Terlebih saat umat muslim menjalankan ibadah puasa sampai pada hari ke-21 tanpa ada halangan.

Tak hanya para orang tua saja yang mengikuti acara tahunan ini. Anak-anak kecil turut serta, berharap mendapatkan secuil daging ayam kam g yang dibagikan panitia.

Biasanya, acara kendurinan maleman ini dilakukan setiap menjelang buka puasa. Dengan didoakan sesepuh dusun dan didahului sambutan kadus, acara maleman dimulai. Satu persatu bungkusan yang berisi ayam ingkung dan nasi uduk dibuka.

Panitia mengambil satu persatu paha ayam ingkung, kemudian dikumpulkan menjadi satu. Puluhan mata bocah-bocah kecil melirik lezatnya daging ayam kam g. Setelah terkumpul, mereka mendapatkan satu paha ayam, lalu sisanya diberikan kepada fakir miskin dan janda-janda tua.

Adzan Magrib sayup-sayup terdengar, acara ini lantas diakhiri. Warga pulang untuk berbuka puasa. Selain nguri-nguri (melestarikan-Red) budaya jawa, sekaligus sebagai ajang silaturohmi antar warga.

Sekitar tahun 1999 berbarengan dengan krisis moneter, tradisi ini terkena imbasnya. Perangkat desa setempat memerintahkan agar ayam ingkung diganti dengan telur ayam rebus. Mengingat sulitnya mencari nafkah terlebih jika hanya digunakan untuk sebuah kendurinan. Namun, tak berselang lama, tradisi itu pulih kembali.

Di Baturetno, tidak hanya maleman saja, tetapi juga dilakukan disaat peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad yang biasa disebut dengan tradisi Muludan.

Bertepatan dengan malam Lailatul Qodar, dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa menginjak pada hari ke 21,  tradisi ini disebut maleman atau malem selikuran (malam ke-21- Red).

“Kami terus akan melestarikan tradisi ini. Memang ada sebagian warga yang berpendapat kalau tradisi ini tidak sesuai ajaran islam. Tapi bagi kami ini adalah budaya jawa, budaya adi lihung yang perlu dijaga keberadaannya,” ujar Kepala Dusun (Kadus) Temon Sambodo, Selasa (7/7).

Menurut dia, tradisi khas ini, sebagian hampir luntur termakan jaman, namun di beberapa kecamatan masih tetap terjaga eksistensinya. Seperti di Kecamatan Baturetno. Bertepatan dengan malam Lailatul Qodar.

Tags: malem selikuranmalemantradisi

Previous Post

M Taufiq: Penetapan Anung-Umar Sudah Diskenario

Next Post

Ini Kesepakatan Pertandingan Final Piala Polda Jateng

Berita Terkait

Kaesang Menikah, Gibran Ungkap Ada Tradisi Tumplek Ponjen dan Dodol Dawet

Kaesang Menikah, Gibran Ungkap Ada Tradisi Tumplek Ponjen dan Dodol Dawet

25 November 2022
Mentradisikan Tradisi, Boyolali Gelar Festival Thek Thek

Mentradisikan Tradisi, Boyolali Gelar Festival Thek Thek

20 November 2022

Tradisi Ritual Sadranan Seribu Ketupat di Lembah Dawuhan

15 Agustus 2022

20 Personel Polres Karanganyar Ikut Tradisi Wisuda Purna Bhakti

22 Juli 2022

Apem Sewu Desa Gentungan Berisi Kue dan Uang Tunai

10 Mei 2022

Berikut Rekomendasi 5 Lokasi Perayaan Padusan di Soloraya

25 Maret 2022
Next Post

Ini Kesepakatan Pertandingan Final Piala Polda Jateng

Terkini

Hasrat Egy Maulana Berkarir di Luar Indonesia Masih Belum Padam

Siap Debut, Begini Janji Egy Maulana Vikri

2 Februari 2023

Mantan Asisten Shin Tae-yong di Timnas Bergabung PSIS Semarang

2 Februari 2023

Persib Bandung Datangkan Kiper Baru

2 Februari 2023

Tak Kunjung Keluar Zona Degradasi, RANS Borong Pelatih dan Pemain

2 Februari 2023
Perundungan di Lingkungan Keluarga Dinilai Bisa Rusak Kepercayaan Diri

SSR Dibully Gegara Cowok?

2 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved