Boyolali — Boyolali memiliki angka indeks kerawanan Pilkada tertinggi setelah Kabupaten Sragen se-Soloraya. Hal ini berdasarkan rilis Bawaslu Jateng, dimana Boyolali memiliki indeks kerawanan Pilkada mencapai 2,86. Menyikapi hal ini, Polres Boyolali dan Panwaslu siap memaksimalkan pengamanan guna menekan kerawanan selama Pilkada.
“Kita siap amankan Pilkada, tidak jadi masalah indeksnya nomer 2 se Soloraya,” ujar Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, Jumat (4/9).
Di satu sisi, Kapolres meminta masing-masing tim sukses menyampaikan pemberitahuan kepada aparat setiap akan mengadakan kampanye maupun pertemuan tertutup. Hal ini untuk menghindari konflik dan benturan selama masa kampanye. Selain itu, pihaknya juga meminta masing tim sukses untuk mengawasi praktek politik uang.
“Intel kami juga ikut mengawasi, tapi sesuai prosedur, laporannya ke Panwaslu dulu,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Panwaslu Boyolali, Narko Nugroho, terkait kerawanan Pilkada, pihaknya fokus menekan potensi kerawanan salah satunya terkait efek elektoral dan pengawasan money politic. Efek elektoral sendiri berkaitan dengan domisili peserta Pilkada, mulai cabup, cawabup, anggota legislative hingga pengurus partai politik.
“Contohnya saja di Kelurahan Pulisen, ada dua calon, cabup Agus Purmanto dan cawabup Said Hidayat, wilayah ini menjadi salah satu perhatian kami,” imbuhnya.
Sementara terkait dengan tingginya Indeks Kerawanan Pilkada untuk Boyolali, Narko mengungkapkan ada beberapa parameter yang dijadikan acuan. Seperti misalnya, masalah profesionalitas penyelenggara, politik uang, pengawasan, partisipasi masyarakat dan keamanan yang meliputi adanya intimidasi kepada penyelenggara pemilu dan kekerasan saat pemilihan legislatif.
“Semua potensi kerawanan itu ada semua di Boyolali,” tandasnya.