Solo – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Arief Yahya memberikan kritikan pada penyelenggaraan Indonesia Creative City Network (ICCN), Kamis (22/10) malam. Penilaian ini didasarkan pada kurangnya kesiapan panitia dalam digitalisasi media kreatif yang dilakukan pada ajang pembentukan jejaring kota kreatif Indonesia tersebut.
“Penilaian saya adalah C untuk even ini, kalau mau penilaian B seharusnya ada inkubasi dan nilai A jika ada digitalisasi yang dilakukan untuk even ini.” ungkap Arief Yahya saat memberikan sambutan pembukaan Indonesia Creative City Network Expo, di Benteng Vastenburg.
Dia mengatakan, selama ini industri pariwisata lebih bayak mengandalkan media digital baik untuk media promosi, maupun untuk mendukung keberlangsungan suatu even budaya. Hal ini, kata dia cukup efektif dalam mendatangkan wisatawan, baik turis domestik maupun mancanegara.
“Hampir semua seniman memasarkan karya-karya terbaiknya melalui media digital. Contoh gampangnya adalah game anak-anak di smartphone yang digemari di Eropa juga digemari anak-anak di Indonesia, artinya semakin digital akan semakin mendunia,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya juga meminta kepada anak-anak muda untuk terus berkreasi dalam dunia digital. Arief akan mensuport melalui kementerian parekraf untuk mempromosikan karya-karya anak muda.
“Teruslah itu di-upload ke berbagai media sosial, dan kami akan bantu penjualannya melalui jaringan kepariwisataan yang telah kita miliki. Intinya terus berkarya dan terus berkreasi untuk Indonesia,” katanya.
Indonesia Creative City Network Expo sendiri diikuti oleh puluhan stan produk unggulan dari berbagai daerah di Indonesia. Ekspo yang akan berlangsung hari ini hingga Sabtu (24/10) mendatang juga dimeriahkan dengan pagelaran musik bambu.