Sragen — Petani di Desa Katelan, Kecamatan Tangen mengaku sudah lama kangen dengan air hujan. Setiap musim kemarau Tangen merupakan salah satu wilayah di utara bengawan yang menjadi langganan kekurangan air. Baik untuk pengairan atau kebutuhan sehari-hari.
“Warga di sini memang sudah kangen air hujan. Sejak Juni lalu, hujan memang tidak turun sehingga warga harus membeli air untuk keperluan sehari-hari,” kata saah satu tokoh Desa Katelan, Sri Wahono, Sabtu (24/10).
Menurut Wahono, musim kemarau tahun ini dinilai berbeda dengan kemarau sebelumnya. Pasalnya, menjelang akhir bulan Oktober ini, sebagian besar wilayah Bumi Sukowati belum kedatangan hujan. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, mendekati akhir bulan Oktober, hujan sudah turun.
Wahono mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga terpaksa membeli air dengan harga Rp 4.000 per jerigen kapasitas 20 liter. Hal ini jelas memberatkan untuk mereka, karena air harus tersedia setiap hari.
Makanya tidak heran jika pada musim kemarau Desa Katelan selalu menjadi langganan droping atau pengiriman air bersih, baik yang dilakukan Pemkab Sragen sendiri atau organisasi sosial. Termasuk Komunitas Wartawan Sragen yang belum lama ini juga memberikan bantuan air bersih.
