Solo – Kebijakan pemerintah melalui Pertamina yang menurunkan harga elpiji nonsubsidi menyebabkan para pemilik agen merugi. Pasalnya informasi penurunan harga tersebut terkesan dadakan, sehingga tidak ada persiapan untuk antisipasi sebelumnya.
“Pemberitahuan penurunan harga elpiji baru Senin (4/1) malam. Karena terlalu mepet sehingga kebanyakan para agen tidak ada persiapan untuk antisipasi,” ujar Ketua Bidang Elpiji Hiswana Migas Soloraya, Tien Suprapto kepada wartawan, Selasa (5/1).
Dirinya mengatakan, harga elpiji 12 Kilogram turun Rp 6 Ribu per tabung, sedangkan Bright Gas turun Rp 5 Ribu per tabung dari harga sebelumnya. Menurutnya kerugian yang dialami para pengusaha tersebut adalah hal yang wajar.
“Soal untung dan rugi ya itu sudah resiko bisnis. Karena jika mengamati kondisi sebelumnya juga tidak jauh beda dengan sekarang. Dimana informasinya terkesan dadakan,” jelasnya.
Kendati harga sudah turun, namun ia mengaku jika dihari pertama ini permintaan dari masyarakat masih relatif normal. Tien berharap penurunan harga tersebut bisa mendongkrak penjualan elpiji non subsidi.
Sementara itu, External Relation Manager PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun secara terpisah menyampaikan, jika harga elpiji non subsidi disetiap daerah berbeda-beda. Perbedaan harga tersebut dipengaruhi oleh biaya distribusi.