Solo – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Solo masih enggan menurunkan tarif angkutan meskipun pemerintah sudah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 5 Januari 2016. Hal itu lantaran belum adanya petunjuk teknis dari pemerintah, terkait turunya besaran tarif yang akan ditetapkan.
“Saat ini kita masih menunggu surat edaran dari Dishubkominfo kota Solo, jika memang perlu adanya penyesuaian tarif baru,” ujar Ketua Organda Solo, Joko Suprapto kepada wartawan, Selasa (5/1).
Kendati demikian ia mengaku, jika para pelaku usaha transportasi sangat mengapresiasi langkah pemerintah yang bersedia menurunkan harga BBM. Namun soal penyesuaian tarif, pihaknya masih perlu melihat pertimbangan apa yang ditawarkan pemerintah.
“Kalaupun perlu adanya penyesuaian, kita juga perlu melihat pertimbangan apa yang nanti ditawarkan pemerintah. Karena berbicara soal tarif tidak bisa hanya mengacu pada harga BBM, melainkan juga faktor lainya yang melingkupi seperti suku cadang, UMK dan yang lainya,” jelasnya.
Ia menilai jika fluktuasi harga BBM yang terus terjadi belakangan ini cukup menyulitkan para pengusaha. Tidak hanya soal penetapan tarif melainkan juga harga onderdil dan biaya perawatan armada yang tidak terkendali.
Sebagai informasi, harga solar per 5 Januari turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650, harga premium turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050, pertalite, turun dari Rp 8.250 menjadi Rp 7.900 sedangkan harga pertamax untuk Jawa Tengah dan DIY turun dari Rp 8.750 menjadi Rp 8.600.