Karanganyar — Curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan Dusun Dukuh Desa Koripan Kecamatan Matesih dalam beberapa hari terakhir membuat tanah di dusun setempat mengalami pergerakan. Akibatnya, puluhan rumah warga di dusun setempat mengalami keretakan dan rawan ambrol.
“Kami selalu was-was saat musim hujan seperti ini, dan ini telah berlangsung lebih dari 5 tahun,” kata Marsiyem, warga setempat.
Menurut Marsiyem hingga kini tanah di daerahnya terus mengalami gerakan setiap hujan turun. Dirinya dan warga lain selalu merasa khawatir rumahnya ambrol tiap hujan deras tiba. Bahkan kini dinding rumah maupun lantai rumah warga juga mengalami keretakan. Namun warga memilih tetap bertahan untuk tetap menghuni rumahnya meski bahaya mengancam setiap hujan deras turun.
“Ini tempat kelahiran kami, ini satu-satunya tempat yang kami punya,” katanya.
Sementara itu , Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Nugroho mengatakan, Dusun Dukuh, Desa Koripan memang menjadi salah satu daerah yang masuk zona merah rawan bencana longsor. Sebanyak 57 kepala keluarga (KK) di Desa tersebut masuk dalam zona merah rawan longsor. Pihaknya terus menyiagakan personil serta membangun posko kebencanaan di daerah setempat untuk mengawasi potensi bencana.
“Setiap ada pergerakan tanah selalu kami pantau dan awasi ketat,” jelasnya.
Nugroho menambahkan, pihaknya juga memasang early warning system(ews). Alat berguna untuk mengetahui pergerakan dan menjadi tanda peringatan bagi warga setempat jika terjadi tanah bergerak. Alat ini dilengkapi dengan sirine yang bisa memperingatkan warga akan bahaya tanah longsor.