Timlo.net – Kementerian Pariwisata membentuk badan otorita untuk menaikkan destinasi wisata di Danau Toba. Badan Otorita inilah yang akan mengatur dari tataran konsep sampai teknis, memberi arah, mendesain kawasan, mengeluarkan izin, dan menjaga agar kawasan Toba tetap konsisten seperti yang diimpikan.
“Badan Otorita itu merupakan perwujudan dari prinsip Single Destination, Single Management,” jelas Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, seperti rilis yang diterima Timlo.net, Sabtu (20/2).
Ibarat perusahaan, maka danau yang berada di Sumatera Utara ini dipimpin oleh tujuh orang Chief Executive Officer (CEO). Ke-7 CEO itu tidak kompak, tidak saling akur, tidak solid, bahkan cenderung saling jegal satu dengan yang lain.
“Dari waktu ke waktu, jumlah wisman Sumatera Utara dengan ikon Danau Toba terus menurun. Karena itu soal manajemen destinasi ini menjadi critical success factor. Satu persoalan ini jika diselesaikan cepat, akan menjadi pintu bagi penyelesaian masalah lain yang membelit Toba,” kata dia.
Arief Yahya meyakini, Danau Toba itu legendaris. Di balik air danau yang tenang itu, menyimpan sejuta cerita, dari yang mistik sampai ilmu geologi yang ilmiah. Dua-duanya punya daya pikat yang luar biasa, dan akan menjadi story line yang sangat kuat sebagai atraksi.
“Jadi, soal Atraksi, Danau Toba tidak perlu diragukan lagi,” ungkap Arief Yahya.
Karena itu, biarlah Badan Otorita nanti yang akan mengurus sampai hal-hal yang paling detail. Pola single management ini sebenarnya bukan cara baru, juga bukan temuan baru. Benchmarking dari banyak pengelola kawasan geopark pariwisata yang sukses di seluruh dunia, juga menggunakan konsep ini.
“CEO harus satu orang dan berkuasa penuh, tidak boleh diintervensi oleh siapapun, apalagi kepala daerah yang selama ini saling berseberang,” jelas dia.