Solo – Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sebelas Maret (UNS) mentargetkan segera merealisasi riset bersama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) dalam bidang Gastronomi selama 6 bulan kedepan.
“Kesepakatan kerja sama ini akan kami tindak lanjuti dengan mengadakan riset bersama di bidang gastronomi,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri, Dubes Salman Al-Farisi, Sabtu (20/2).
Kerjasama tersebut, menurut Salman, penting karena perguruan tinggi akan memberikan berbagai macam hal dari sisi pendekatan akademis atau keilmuan tentang yang diharapkan dalam pengambilan kebijakan terkait diplomasi. Seiring itu, gastronomi menjadi salah satu hal penting untuk diplomasi yang merupakan upaya merangkul sebanyak mungkin orang untuk melihat citra positif Negara Indonesia.
“Gastronomi menjadi salah satu hal yang penting untuk mendekatkan kita dengan pihak di luar sana untuk mengetahui Indonesia, di antaranya melalui makanan, budaya, karena makanan itu juga merupakan budaya,” jelasnya.
Selain UNS, Salman mengemukakan, ada beberapa perguruan tinggi yang digandeng Kemenlu untuk kerjasama pengembangan program diplomasi dengan bidang masing-masing perguruan tinggi tersebut.
“Kami juga bekerja sama dengan Lembaga kajian di Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan UMY, Universitas Padjajaran, dan lainnya. Setiap tahun paling tidak kami lakukan lima kajian komprehensif,” terangnya.
Dekan Fisip UNS, Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, menambahkan, kerja sama antara Kemenlu dengan Prodi HI Fisip UNS tersebut diadakan sebagai salah satu langkah edukasi. Edukasi bagaimana diplomasi itu juga bisa memanfaatkan media-media yang tidak melibatkan konflik.
“Diharapkan dengan jalan edukasi seperti ini di luar negeri, hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain juga akan lebih mudah,” ujarnya.