Timlo.net— DeitY (Department of Electronics & Information Technology) India dikabarkan ingin memanggil Ringing Bells, perusahaan yang bermarkas di Noida, India untuk bertemu. Perusahaan itu menggegerkan industri smartphone dunia karena niatnya menjual smartphone Android Freedom 251 dengan harga Rp 50.000. Banyak orang mempertanyakan harga smartphone yang super murah ini dan mereka curiga jika ini merupakan penipuan. Pertemuan itu dikabarkan akan terjadi minggu ini.
Menurut laporan dari The Economic Times, Menteri Komunikasi dan IT India Ravi Shankar Prasad telah meminta Sekretraris IT Aruna Sharma untuk mengecek kualifikasi dan klaim perusahaan itu. Sang menteri meminta Sharma meminta bantuan dari state chief secretaries jika diperlukan.
Salah satu pejabat di sana, BJP MP Kirit Somaiya percaya jika Freedom 251 adalah penipuan. Somaiya berkata setelah memeriksa berkas-berkas terkait perusahaan itu, dia mengatakan jika Freedom 251 tidak memiliki izin.
BJP MP telah menghubungi kementrian telekomunikasi, badan telekomunikasi Trai, pelayanan konsumen, SEBI, Corporate Ministry Finance Ministry, RBI dan pemerintah provinsi untuk mengecek berbagai hal yang dia curigai terkait tawaran perusahaan itu.
Presiden Ringing Bells Ashok Chaddha tadinya berkata jika biaya produksi ponsel itu sekitar Rs 2.500 (Rp 500.000) tapi sekarang dia berkata jika biaya produksi sekitar Rs 1500 (Rp 300.000). Harga jual Freedom 251 bisa sangat murah, menurutnya karena ada beberapa hal misalnya marketing yang inovatif, penghitungan ekonomi, pengurangan pajak dan penciptaan e-commerce.
“Dengan menggunakan komponen buatan India, kami bisa menghemat 13,8% pajak. Juga, kami akan menjualnya secara online dulu sehingga bisa mengurangi biaya distribusi,” katanya. Chaddha juga menyangkal spekulasi jika smartphone itu disubsidi pemerintah.
“Ponsel ini akan diproduksi di Noida dan Uttaranchal. Dua pabrik akan didirikan masing-masing senilai Rs 250 crore, masing-masing berkapasitas 5.000 smartphone. Uang akan diberikan dalam bentuk hutang dan ekuitas (1.5:1),” katanya.