Solo – Jelang pemberlakuan Sistem Satu Arah (SSA) oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo terhadap tiga jalan di Kota Solo menuai pro dan kontra. Masyarakat memberikan apresiasi positif terhadap kebijakan yang akan dijalankan. Namun, juga timbul kekhawatiran dari sejumlah pedagang khususnya di kawasan Pasar Kabangan, Laweyan.
“Menurut saya, ada benarnya juga Jalan Rajiman dibuat searah ke barat untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi,” ujar Heri (35) warga Laweyan, Solo, Rabu (2/3).
Menurut pria yang berprofesi sebagai penjual angkringan ini, dirinya sering melihat kecelakaan tragis di kawasan Jl Rajiman. Selain kondisi jalan yang sangat ramai, kondisi tersebut diperparah dengan kurang tertibnya pengguna jalan yang ugal-ugalan. Disisi lain, juga kemacetan sering terjadi menumpuk di kawasan Pertigaan Pasar Jongke.
“Tiap hari saya disini (Kawasan Jl Radjiman-red), memang sangat berbahaya khususnya bagi pengguna motor. Kalau sampai terjadi kecelakaan, memang sangat fatal dan berakhir dengan korban meninggal dunia,” jelasnya.
Sementara itu, Budianto (38) salah seorang pedagang di Pasar Kabangan, Laweyan mengaku resah dengan pemberlakuan Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Radjiman. Menurutnya, pemberlakuan tersebut akan menurunkan omset pendapatan pedagang di kawasan tersebut.
“Pastinya akan berimbas dengan pendapatan pedagang,” kata Budianto.
Terpisah, Pemerhati transportasi Solo, Dr Muslich Hartadi ST PhD saat dihubungi wartawan mengaku, pemberlakuan SSA harus melalui kajian mendalam terlebih dahulu. Menurut Mantan Ketua Pusat Studi Transportasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini, memang Solo membutuhkan terobosan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Namun, hal itu tidak boleh dilakukan secara serampangan.
“Apapun bentuk kebijakan yang akan diterapkan, harus ada kajian mendalam. Jangan sampai malah menimbulkan masalah baru,” kata Muslich.