Jumat, Mei 27, 2022
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks

  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
Home Bisnis

Dari Tani Naluri Beralih Jadi Petani Nalari

by
12 Maret 2016 | 13:00
in Bisnis, Umum
Share on FacebookShare on Twitter

Wonogiri — Cabe puyang merupakan salah satu rempah-rempah yang menjadi bahan baku produksi jamu dan farmasi. Selama ini, di Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, tumbuhan ini juga disebut Cabe Jawa dan memiliki kandungan senyawa yang berkhasiat kualitas terbaik setelah cabe puyang dari Madura.

“Dulu kita masih menjadi petani naluri, tapi setelah ada pembinaan dan pelatihan dari pemerintah, kita sedikit demi sedikit menjadi petani nalari, ya tapi memang hasilnya belum optimal,” ungkap Ketua Kelompok Tani Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Tukino, Sabtu (12/

BacaJuga

Jalan-Jalan ke Wonogiri, Kurang Afdol kalau Belum Cicipi Sayur Gerus Khas Paranggupito

Fasilitasi Pemudik, Kodim Sukoharjo Sediakan Jamu di Rest Area

Uniknya Pantai Pringjono, Ada Air Tawar Mujarab Hingga Surganya Pemburu Lobster

3).

Sebelumnya, cabe puyang hanya merupakan tanaman selingan, bukan tanaman pokok. Sejak 2008, perlahan-lahan cabe puyang diberdayakan, namun hanya ala kadarnya. Perubahan itu terlihat, semula cabe puyang dibiarkan merambat di bebatuan di lereng-lereng bukit, kini masyarakat sudah memulai dengam metode baru,yakni menyediakan pohon randu dan dadap sebagai rambatannya.S elain untuk rambatan, dua jenis pohon ini konon juga berkontribusi untuk pertumbuhan cabe.

“Untuk cabe puyang basah, pengepul berani membeli dengan harga Rp25 ribu perkilonya, sedang untuk kondisi kering Rp 100 ribu perkilonya,” ujarnya.

Dalam setahun pengepul dapat mengumpulkan sekitar 24 ton cabe puyang dari desa ini. Bahkan, tahun lalu (2015) tembus sekitar 60 ton cabe puyang.

“Kendala selama ini yang kami alami, jika kemarau panjang daun cabe rontok. Hal serupa juga terjadi di saat curah hujan seperti ini, maka kami ingin lebih ada perhatian pemerintah. Ya kalau bisa semacam ada pendampingan untuk petani cabe puyang ini,” katanya.

Pemerintah Kecamatan Paranggupito pun mengakui jika selama ini cabe puyang hanyalah tanaman nomor dua. Masyarakat masih mengandalkan sistem pertanian tradisional.

“Memang benar, cabe puyang selama ini hanya tanaman nomor dua, padahal kalau ditekuni dengan benar maka hasilnya bisa dua kali lipat,” kata Camat Paranggupito, Haryanto.

Dengan slogan Tumuju Koncoroning Paranggupito, pemerintah kecamatan pun bertekad mengembangkan desa wisata rempah dan buah, selain wisata pantai di Paranggupito. Terlebih dengan adanya dukungan pihak ketiga dan Pemkab Wonogiri.

Tags: cabe puyangjamuparanggupitowonogiri

Previous Post

Moto GP, Rossi Pensiun Dua Tahun Lagi

Next Post

Ini Fitur Utama Android N yang Paling Disukai

Berita Terkait

Jalan-Jalan ke Wonogiri, Kurang Afdol kalau Belum Cicipi Sayur Gerus Khas Paranggupito
Bisnis

Jalan-Jalan ke Wonogiri, Kurang Afdol kalau Belum Cicipi Sayur Gerus Khas Paranggupito

23 Mei 2022
Solo dan Sekitar

Fasilitasi Pemudik, Kodim Sukoharjo Sediakan Jamu di Rest Area

2 Mei 2022
Gegara Bendungan Logung, Penambang Pasir Alih Profesi Jadi Pelaku Wisata
Umum

Uniknya Pantai Pringjono, Ada Air Tawar Mujarab Hingga Surganya Pemburu Lobster

16 Maret 2022
Kisah Mistis Rumah Dinas Camat Paranggupito, Penampakan Kepala di Bak Mandi hingga Dua Penari Gambyong
Solo dan Sekitar

Kisah Mistis Rumah Dinas Camat Paranggupito, Penampakan Kepala di Bak Mandi hingga Dua Penari Gambyong

15 Maret 2022
Punden Kayu Manten Paranggupito Disakralkan dan Juga Unik
Solo dan Sekitar

Punden Kayu Manten Paranggupito Disakralkan dan Juga Unik

13 Maret 2022
Terjerat Kasus Pencucian Uang, Mantan Bos Jamu Krisna Alam Sejahtera Kembali Masuk Bui
Solo dan Sekitar

Terjerat Kasus Pencucian Uang, Mantan Bos Jamu Krisna Alam Sejahtera Kembali Masuk Bui

22 Februari 2022
Next Post

Ini Fitur Utama Android N yang Paling Disukai

Terkini

Cara Cepat Sembuh dari Demam Berdarah, Ikuti Langkah Ini

Cara Cepat Sembuh dari Demam Berdarah, Ikuti Langkah Ini

27 Mei 2022
Savva Coffee House Boyolali, Wisata Kuliner dengan Pemandangan Alam

Savva Coffee House Boyolali, Wisata Kuliner dengan Pemandangan Alam

26 Mei 2022

Tiga Narkoboy Diringkus Satnarkoba Klaten, 329 Gram Sabu Diamankan

26 Mei 2022

Usai Nikahkan Sang Adik, Presiden Jokowi Blusukan ke Beberapa Tempat di Kota Solo

26 Mei 2022

Jokowi Undang Mantan Partnernya FX Rudy ke Istana Kepresidenan, Ada Apa?

26 Mei 2022

Advertorial

Tahukah Kalian Ciri-Ciri Rokok Ilegal?

Tahukah Kalian Ciri-Ciri Rokok Ilegal?

GEMPUR ROKOK ILEGAL

GEMPUR ROKOK ILEGAL

Wonogiri Juara 1 Tingkat Nasional Anugerah Pemda Inovatif

Wonogiri Juara 1 Tingkat Nasional Anugerah Pemda Inovatif

Status Bank Solo Menjadi Perumda

Status Bank Solo Menjadi Perumda

Karanganyar Perang Melawan Corona

Karanganyar Perang Melawan Corona

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Stories

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved