Solo Baru – Menurunnya prestasi atlet cabang olahraga badminton karena pemerintah dianggap kurang perhatian. Untuk tetap mempertahankan eksistensi olahraga tersebut, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengandalkan pihak swasta.
“Selain karena memang level atlet di seluruh dunia mulai merata, kalau saya melihat perhatian dari pemerintah sangat minim,” ujar mantan pemain bulutangkis Indonesia yang meraih medali emas bulutangkis pada Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma Wiratama, Sabtu (9/4).
Dia mengatakan, untuk menjadi atlet berprestasi di Indonesia selama ini kurang begitu mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Melihat kondisi itu, banyak masyarakat yang enggan mendorong putra-putrinya untuk berkecimpung didunia atlet.
“Sekarang ini pilihan menjadi atlet itu cukup sulit. Karena setelah pensiun mereka tidak ada jaminan kesejahteraan apapun. Beda dengan negara lain, seperti di China, Amerika maupun Malaysia. Dimana negara sangat berkepentingan untuk mencetak atlet baru yang potensial,” jelasnya.
Padahal menurutnya, semua atlet didunia pernah mengasah kemampuan badmintonya di Indonesia. Bahkan pelatihnya sekalipun berasal dari orang Indonesia.
Oleh karena itu sangat memprihatinkan jika prestasi atlet Indonesia terus-terusan degradasi dan kalah dengan negara lain.
Sementara itu, Kepala Bidang Komunitas PP PBSI, Eddy Prayitno dalam kesempatan yang sama menambahkan, selama ini yang banyak mensupport kegiatan olahraga badminton adalah pihak swasta. Baik dari pembuatan program pelatihan, kompetisi dan lainya.
“Menurut saya banyak persoalan di dalam olahraga badminton kita saat ini. Mulai tidak adanya kurikulum yang jelas, serta minimnya minat generasi muda,” ungkapnya.
Untuk menyikapi kondisi itu, pihaknya berkomitmen akan membuat terobosan program untuk meningkatkan kualitas generasi pemula. Baik dengan pelatihan, kompetisi dan lainnya.