Timlo.net—Ada banyak film horor Hollywood yang rupanya dibuat berdasarkan kisah nyata. Salah satu di antaranya adalah film “The Rite” yang tayang pada 2011. Film ini dibintangi oleh Anthony Hopkins dan Colin O’Donoghue. “The Rite” berkisah tentang Michael Kovak, seorang mahasiswa seminari yang dikirim ke Vatikan untuk belajar soal ritual pengusiran setan. Michael adalah seorang mahasiswa yang skeptis, dia beranggapan jika kerasukan sebenarnya adalah persoalan mental dan bukan karena pengaruh iblis.
Dalam film itu, Michael menjadi asisten dari Pendeta Lucas, seorang pengusir setan yang berpengalaman. Dari pengalamannya menjadi asisten Pendeta Lucas itulah, Michael mulai melihat realita dari dunia supernatural.
Film ini rupanya diangkat dari kisah nyata Pendeta Gary Thomas, pendeta di Gereja Katolik Sacred Heart di Saratoga, California, Amerika Serikat (AS). Dalam film itu, karakternya diwakili oleh sosok Michael Kovak. Sementara Pendeta Lucas yang diperankan oleh Anthony Hopkins dibuat berdasarkan sosok Pendeta Carmine De Filippis, seorang pengusir setan terkemuka di Roma.
Gary adalah pengusir setan resmi untuk Keuskupan San Jose. Pengalaman Gary ditulis dalam sebuah buku yang menjadi dasar dari film “The Rite”. Selain itu, dia juga menjadi konsultan untuk adegan-adegan pengusiran setan dalam film yang tayang pada 2011 itu. Sejak ditugaskan oleh Bishop Patrick McGrath pada 2005 untuk melakukan ritual kuno itu untuk keuskupan, Thomas selama ini didatangi lebih dari 100 orang yang merasa jika mereka kerasukan setan.
Biasanya dalam film-film horor yang bertema exorcism atau pengusiran setan, orang-orang yang kesurupan seringkali diperlihatkan sebagai manusia dengan penampilan menyerupai setan. Mereka berteriak kesakitan, bagian tubuh mereka berputar balik, kulit dan wajah mereka berubah menjadi mengerikan.
Namun dalam dunia nyata, Gary bercerita jika dia jarang menjumpai fenomena seperti itu. Dalam pengalamannya, orang yang kerasukan biasanya memperlihatkan beberapa perilaku misalnya mulut yang berbusa, kejang-kejang, pandangan mata yang aneh dan erangan setan.
Dia mengisahkan pengalamannya saat melakukan ritual pengusiran seorang wanita yang sudah menikah berusia 20-an yang dia sebut “Lisa”. Dia dibawa ke kantor Gary di gereja karena keluarganya kuatir dengan sikapnya yang tiba-tiba brutal. “Saya merasakan sebuah kehadiran yang besar di ruangan,” terang Pendeta Gary. Saat dia berdoa, Lisa mulai menunjukkan beberapa perubahan. “Wajahnya mulai meringis, dia berbicara bahasa yang tidak saya tahu,” terangnya dilansir dari Express.
Lisa mulai berdesis dan meludah serta bahasa tubuh dan wajahnya mirip seperti ular. “Saya menempelkan salib padanya. Dan dia menjerit dengan keras. Saya mengambil selendang saya yang menjadi simbol otoritas sebagai anggota Gereja Katolik dan seorang pendeta dan menempelkannya pada wanita itu. Dia mulai jatuh dari kursi dan menjauhi saya,” terang Gary.
Dalam film “The Rite” ada adegan di mana wanita yang dilayani Pendeta Lucas memuntahkan paku. Gary mengaku dia tidak pernah melihat sendiri hal seperti terjadi. “Tapi seorang pendeta di Roma memberitahu saya jika dia pernah melihatnya lebih dari sekali,” terang Gary.
Saat menjadi konsultan dalam film itu, kru dan para pemeran film itu mulai gelisah. “Produser dan dua aktor utama semua bertanya pada saya secara pribadi jika mereka bisa diserang karena membuat film ini. Saya tidak bisa menjawab iya atau tidak, yang akhirnya saya berkata mungkin. Mereka lalu merasa takut,” terangnya.
Saat dia kembali ke AS, dia sakit demam kelenjar yang parah. “Apakah itu serangan si setan? Siapa tahu? Tapi siapa yang menderita demam kelenjar ini di usia 56?” katanya dilansir dari the Mercury News.
Pengalaman hidup Gary
Gary Thomas merupakan lulusan Serra High School, California, AS. Dia sempat menjadi pengawet mayat di sebuah rumah pemakaman lokal sebelum dia menjadi pendeta. Karena di AS, penyembahan setan, paganisme dan okultisme semakin populer, Gereja Katolik percaya hal ini menyebabkan semakin banyaknya kasus kerasukan. Paus John Paul II merasa perlu adanya lebih banyak pengusiran roh jahat. Dia berharap supaya paling tidak ada satu pengusir setan di setiap keuskupan di AS, dengan jumlah total 195. Tapi pada 2011, hanya ada 50 pengusir yang ditugaskan di AS. Saat Thomas berada di Gereja St. Nicholas di Los Altos, California, McGrath merekrutnya sebagai seorang pengusir setan.
Pada 2005, Thomas pergi ke Roma, di mana dia belajar pelatihan pengusiran di Vatikan. Dia lalu belajar dari Pendeta Carmine, dan mengikuti belasan ritual pengusiran setan. Di sana dia berkenalan dengan Matt Baglio, wartawan dari Amerika. Matt menulis pengalaman hidup Thomas mulai dari ketidakpercayaannya, pelatihannya hingga dia akhirnya percaya. Tulisan ini menjadi buku yang laris terjual dengan judul “The Rite: The Making of Modern Exorcist.”
“Bisa belajar dari seorang pengusir setan di Roma adalah pengalaman luar biasa,” katanya. Gary sendiri menyaksikan dan menjadi asisten dalam lebih dari 80 ritual pengusiran setan di Roma mulai dari kasus ringan hingga yang sangat berat. Dia akhirnya kembali ke AS dan memimpin ritualnya sendiri.
Walau ratusan orang mendatanginya untuk meminta ritual pengusiran, dia mengaku selama ini dia hanya melayani lima orang saja. Hal ini karena dia merasa tidak semua orang yang mengaku perlu ritual pengusiran mengalami masalah dari roh jahat.
“Seorang pengusir setan adalah orang yang sangat skeptis,” kata Thomas.
“Hal terakhir yang dilakukan seorang pengusir setan adalah melakukan pengusiran jika cara-cara lain tidak berhasil,” tambahnya.
Dalam pelayanannya, Thomas memiliki sebuah tim penyembuh yang terdiri dari dokter dan psikolog lokal. Mereka menolongnya untuk tahu jika kondisi yang dialami seseorang adalah penyakit fisik, penyakit psikologis atau karena hal supernatural. “Peran saya adalah memancing dan membedakan akar dari masalah yang dialami seseorang,” kata Thomas.
