Boyolali — Sejumlah pedagang Pasar Boyolali Kota mengaku khawatir bila sensus ekonomi bisa berimbas pada kenaikan penarikan pajak. Kekhawatiran pedagang diungkapkan saat petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali melakukan sensus ke pasar-pasar tradisional.
“Ada kekhawatiran kalau sensus ini berkiatan dengan pajak, tapi kita sudah jelaskan, sensus sama sekali tidak ada kaitan dengan pajak,” kata Kepala BPS Boyolali, Suryokoco, Selasa (3/5).
Sementara dalam sensus di pasar, petugas BPS dibagi menjadi tujuh tim. Mereka melakukan sensus sesuai kategori jenis dagangan. Seperti misalnya, los pedagang pakaian, sembako dan daging ayam sapi. Beberapa pertanyaan yang diajukan ke pedagang, berkaitan dengan identitas, jenis usaha, permodalan, omzet, hingga status badan hukum. Hanya saja, mengingat mereka merupakan pedagang tradisional, hampir semuanya tidak memiliki badan hukum.
“Yang paling penting, pedagang jujur dalam menjawab pertanyaan, terutama berkaitan dengan omset,” tambah Suryokoco.
Di sisi lain, untuk wilayah Kabupaten Boyolali, kecamatan Boyolali Kota dan Ngemplak, menjadi daerah prioritas sensus. Semua pelaku usaha di dua kecamatan tersebut didata. Sedangkan untuk wilayah pinggiran yang tidak menjadi prioritas, sensus dilakukan secara acak.
“Kerahasiaan data yang kita terima,akan kita rahasiakan,” tandasnya.