Timlo.net – Event Tour de Flores 2016 telah menyita perhatian 131 juta netizen di sosial media. Fenomena ini cukup mengangkat branding pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Media sosial sudah menggemakan TDF 2016 ini menyebar ke secara luas,” kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Senin (23/5).
Dijelaskan Arief Yahya, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sedang menjadi sorotan dunia. Twitter, instagram, Facebook juga ikut disapa topic Tour de Flores. Mereka memperbincangkan alam Larantuka, Maumere, Ende, Danau tiga warna, Ruteng dan Labuan Bajo yang berpanorama eksotis.
Managing Tour de Flores, Faustinus Wundu mengungkapkan, ajang balap sepeda ini berdampak luar biasa dalam melecut pengembangan pariwisata sebagai lokomotif utama pembangunan daerah di sekitar arena tour.
“Efeknya sangat luar biasa. Lihat saja boomingnya di jagad maya. Twitter, Facebook, YouTube, Instagram, semua ramai,” ujar Faustinus Wundu.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, Didin Junaidi mengungkapkan, ramainya perbincangan di dunia maya merupakan cerminan keberhasilan gelaran suatau even. Bagi Didin, ini merupakan sarana yang penting untuk mempromosikan wisata di suatu kawasan.
Ajang seperti itu, diyakini punya potensi menarik wisatawan, baik dari para peserta, maupun wisatawan lain.
“Ada kemungkinan mereka-mereka yang mengikuti lomba akan datang secara individual. Peluang ini yang harus ditangkap pemerintah daerah serta sektor swasta di sana,” ujarnya.
Dia mengatakan tantangan terbesar pemerintah daerah di lokasi pelaksanaan sport tourism adalah mengemas suatu atraksi wisata yang melibatkan masyarakat lokal. Utamanya kelompok-kelompok usaha kecil hingga sektor pariwisata ini mampu memberi manfaat ekonomi.
“Sekarang ini promosi dan pemasaran wisata sudah tidak ada masalah lagi karena pemerintah pusat gencar melakukan. Yang penting pemerintah daerah dan swasta tentunya, harus menangkap peluang ini dengan menyiapkan akomodasi dan akses yang baik,” ucapnya.
Yupiter Marenos Lada, praktisi pariwsiata Nusa Tenggara Timur (NTT) menjelaskan, agar provinsi itu bisa merebut perhatian wisatawan lokal, domestik dan mancanegara, maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah menyiapkan destinasi yang terkonsep dan terintegrasi seperti Tour de Flores dan Visit Komodo.
“Harus ada pula informasi destinasi pariwisata yang jelas di tiap kabupaten, kecamatan, bahkan desa. Langkah lainnya, bisa juga dengan membuat desa wisata. Potensi dan kapasitas masyarakat lokal harus diberdayakan di samping membangun based community tourism agar masyarakat siap menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan,” ujarnya.