Karanganyar — Bupati Karanganyar Juliyatmono mendesak Pabrik Gula (PG) Tasikmadu meningkatkan rendemen tebu menjadi 9 % dari 7 % selama ini. Namun tantangan tersebut nampaknya sulit direalisasikan bagi PG Tasikmadu.
“Rendemen mu ditambahi dadi songo ya. Aku wis ngerti yen rugi, mesakne petani,” ujar Bupati Juliyatmono, Jumat (10/6).
Sejumlah petani tebu yang hadir mendukung pernyataan bupati tersebut. Salah satunya, Tarno. Dia mengeluhkan rendemen tebu selama dua tahun berturut-turut di bawah 7 %.
“Kalau memang bisa naik jadi 9 % atau 12 %, kami sangat bersyukur. Salah satu caranya peremajaan alat di PG Tasikmadu,” tutur Tarno.
Di sisi lain, Administratur PG Tasikmadu, Teguh Agung Tri Nugroho, mengaku tidak sanggup memenuhi target rendemen sesuai permintaan Bupati. Teguh beralasan curah hujan dan jumlah lahan mempengaruhi panen dan produksi. Curah hujan mempengaruhi angka brix dari syarat minimal 17 % menjadi 15 %-16 %.
“Beberapa kebun kami cek, nilai brix-nya 18%. Tetapi, curah hujan tinggi menyebabkan nilai brix turun. Kami berupaya dengan mesin yang ada. Soal lahan juga menjadi kendala,” tutur Teguh.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Kabupaten Karanganyar Supramnaryo meminta PG Tasikmadu berperanserta membantu petani menaikkan rendemen tebu.
Supramnaryo memberikan masukan tentang pengawasan jadwal panen dan kebersihan tebu setelah panen. Dia berharap PG Tasikmadu maupun petani mau bekerja sama.
“Panen tepat jadwal supaya tebu pas masak. Selama ini panen tebu lebih awal, tengah, atau lewat jadwal. Jadwal panen penting. Kotoran tebu setelah panen itu juga enggak dibersihkan. Petani harus lebih memperhatikan hal-hal itu. Mari bekerja sama supaya rendemen tinggi,” tuturnya.