Solo — Ruas tol Solo-Sragen diminta agar beroperasi lebih cepat dari rencana awal yaitu H-7. Alasannya, pembukaan jalur tersebut perlu diuji coba sebelum dilalui pemudik. Selain itu, masa uji coba sekaligus berfungsi ganda sebagai masa sosialisasi kepada publik.
“Saya usulkan ke satuan kerja (Satker) terkait agar pengoperasiannya (tol Solo – Sragen) diajukan supaya ada uji coba terlebih dahulu,” kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Sudrajat, Jumat (17/6).
Uji coba tersebut dipandang perlu agar para pembina jalan (Dishubkominfo, Satlantas, dan Dinas Pekerjaan Umum) dari berbagai daerah dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi sebelum arus mudik berlangsung. Di lain pihak, pemanfaatan jalur baru tersebut diyakini akan lebih optimal. Sebab para pemudik bisa mengetahui terlebih dahulu sebelum melalui jalur tersebut. Jika tidak, pembukaan jalur tersebut dikhawatirkan bakal menimbulkan kebingungan.
“Dampaknya justru bisa menimbulkan kepadatan di dalam kota,” kata dia.
Selain meminta agar diberlakukan masa uji coba, Herman juga meminta agar Pemerintah Pusat meninjau kondisi lapangan sebelum ruas jalan sepanjang 25 KM itu dibuka. Dengan demikian, kelayaan jalan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
“Seharusnya dari pusat juga ada yang meninjau,” kata dia.
Di sisi lain, ia mengakui pembukaan jalan tersebut berpeluang mengurangi dampak arus mudik terhadap lalu lintas dalam kota Solo. Pemudik dengan tujuan Sragen atau Jawa Timur bisa langsung melewati jalur tersebut tanpa harus memasuki Kota Solo. Berdasarkan data tahun sebelumnya, jumlah kendaraan yang masuk ke Solo selama arus mudik dan balik mencapai 700 ribu unit per hari. Sebagian besar hanya melintas.
“Kalau jalur tol Solo-Sragen bisa optimal, kepadatan lalu lintas dalam kota bisa ditekan sampai lebih dari 20 persen,” tuturnya.