Solo — Pemerintah Kota Solo kembali mensosialisasikan pembangunan jembatan layang (sky bridge) penghubung Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan kepada warga yang terdampak pembangunan. Pertemuan tersebut diadakan menyusul adanya penolakan dari sebagian warga di Jalan Jalak atas pembangunan sky bridge.
“Pembangunan sky bridge ini bukan untuk kepentingan anda atau saya. Tapi untuk kepentingan yang lebih luas,” kata Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo di hadapan puluhan warga terdampak dalam acara sosialisasi yang dilaksanakan di ruang tunggu Terminal Tirtonadi, Senin (20/6).
Ia menerangkan, pembangunan Sky Bridge penting untuk kemajuan Kota Solo. Alasannya, Solo tidak memiliki sumber daya alam yang bisa diolah. Hal itu menjadikan Solo sebagai kota yang sangat tergantung dengan penjualan jasa.
“Termasuk di antaranya pelayanan transportasi. Makanya ini kita bangun Sky Bridge agar orang-orang dari luar kota bisa lebih nyaman di Solo,” kata Rudy.
Meski demikian, ia tak menampik adanya dampak yang timbul selama pembangunan. Untuk itu, ia meminta masukan dari warga agar dampak tersebut bisa diminimalisir.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Yosca Herman Sudrajat menambahkan masa pelaksanaan Proyek sangat singkat, hanya tujuh bulan. Untuk itu ia meminta dukungan warga terhadap pembangunan jembatan penghubung intermoda itu.
“Maka dari itu, kami minta dukungan warga. Toh nanti stand-stand toko di sky bridge juga akan diserahkan ke warga sekitar,” kata dia.