Klaten — Gono Sarjono (53), orangtua almarhum anggota TNI AU Serda Septian Wahyu Sarjono mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, penyebab kematian putranya saat menempuh Sejursarlistek (Sekolah Kejuruan Dasar Listrik Elektronika) di Lanud Sulaiman Bandung pada awal Juni lalu masih misterius.
“Alhamdulillah kemarin di Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta lisan sudah tersampaikan. Sekitar satu menit lebih. Setelah itu surat saya sampaikan dan diterima ajudannya,” ujar Gono, Selasa (12/7) malam.
Ditemui saat peringatan 40 hari kematian Serda Septian, ia mengaku menyerahkan surat tersebut langsung ke tangan Presiden Jokowi ketika open house di Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Sabtu (9/7) lalu. Namun perjuangan bertemu dengan orang nomor satu Indonesia itu dilaluinya dengan susah payah.
Begitu mendengar kabar Presiden pulang kampung, Kamis (7/7) ia langsung mendatangi RS Panti Waluyo. Karena ada informasi Presiden membesuk korban bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, tapi gagal bertemu. Kemudian ke Sate Bejo, hingga ke Kantor Kecamatan Bayat, Klaten namun juga gagal.
“Padahal ketika itu saya berada di urutan rombongan 50 orang (kloter) ketiga, tapi di depan saya ada sekitar 7 orang. Ini niat dalam hati sesaat setelah anak saya dinyatakan meninggal. Saya tegaskan tidak menerima, akan saya lakukan upaya hukum bahkan saya sebutkan akan maju ke Panglima hingga Presiden kalo perlu,” ucap PNS TNI AU yang berdinas di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo itu.
Menurut warga Dukuh Sritinon RT 01/RW 05, Kelurahan Delanggu, Kecamatan Delanggu ini, surat tersebut berisi empat lembar perihal bantuan permohonan kepada Presiden Indonesia untuk membuka penyebab kematian putranya secara terang benderang.
“Kami atas nama keluarga dan juga orangtua memohon bantuan Bapak Presiden Republik Indonesia untuk penyelesaian hukum dengan cepat, seadil-adilnya, sebenar-benarnya, sejujur-jujurnya, tanpa ada intimidasi dari pihak manapun sesuai hukum pidana yang berlaku,” ujar dia.