Solo — Kawasan tergenang di titik-titik Kota Solo mendapat sorotan khusus dari kalangan legislatif. Pasalnya, genangan yang terjadi saat hujan deras telah mengganggu aktivitas masyarakat.
“Ini sudah sangat mengganggu aktivitas genangan yang ada di Kota Solo. Selain itu juga menimbulkan kesan buruk. Apalagi Solo kan dikenal dengan Kota MICE,” terang Wakil Komisi II DPRD Solo, Jajang Sumaryono Aji, Senin (1/8).
Berawal dari itu, dalam waktu dekat ini Pemkot Solo yang diwakili Dinas Pekerjaan Umum (DPU), perwakilan kecamatan, perwakilan kelurahan, tim ahli dan pihak-pihak terkait lainnya akan melakukan pembahasan mengenai permasalahan genangan tersebut. Dalam pembahasan itu, nantinya akan melakukan pemetaan kawasan genangan hingga mengatasi genangan yang terjadi.
“Nanti, inputannya bisa dari kecamatan-kelurahan. Nantinya, para ahli akan mengeluarkan rekomendasi dan ditindaklanjuti oleh DPU,” jelas Jajang.
Sejauh ini, upaya untuk mengatasi genangan adalah dengan cara keduk walet atau mengangkat sedimentasi yang ada di saluran air. Namun, upaya ini dinilai sebagai langkah sementara. Untuk jangka panjang akan dibahas pada pembahasan yang melibatkan pihak-pihak terkait tersebut.
“Kalau untuk dalam waktu dekat bisa dilakukan keduk walet, tapi kita juga harus memikirkan jangka ke depannya juga,” terangnya.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Solo, Quatly Alkatiri mengatakan sejumlah kawasan yang tergenang saat hujan deras turun di antaranya, kawasan Sriwedari, kawasan Monumen Pers, kawasan makam Bonoloyo dan masih banyak yang lain. Terkait anggaran keduk walet untuk mengatasi genangan tersebut, pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp 190 juta.
“Maka dari itu, kita petakan menyeluruh baru ditindaklanjuti,” terang politisi PKS tersebut.