Timlo.net – Salah seorang penerjun mengalami kecelakaan akibat putusnya dua tali parasit saat acara penyambutan mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) Tahun ajaran 2016, di lapangan Graha Sabha Pramana UGM, Senin (1/8). Beruntung dia selamat dalam insiden ini.
“Saya baik-baik saja, syukurlah selamat,” ujar Paulus M, atlet terjun payung yang mengalami kecelakaan itu.
Paulus berhasil selamat mendarat meskipun tidak di lokasi yang sudah ditetapkan. Ia mendarat di sela-sela pepohonan sebelah barat gedung Graha Sabha Pramana UGM.
“Ini termasuk hard lending,” ujar Paulus.
Paulus menceritakan saat berada di ketinggian, dia melihat tali parasutnya terputus. Hal itu mengakibatkan parasut tidak seimbang dan hanya melaju pelan.
“Karena tali putus jadi enggak punya speed,” ujar Paulus.
Sementara itu salah satu tim panitia atraksi terjun payung, Adji K, menjelaskan ada 30 penerjun yang melakukan atraksi dalam rangka penyambutan 10.000 mahasiswa baru UGM.
“Dari 30 penerjun ini terdiri dari Kopasus, Kostrad, dan Alumni Resimen Mahasiswa Mahajarta UGM,” ujar Adji K di sela-sela acara tersebut.
Adji menjelaskan lebih lanjut bahwa di antara 30 penerjun ada tiga penerjun perempuan dari Kopassus. Selain itu, Adji juga menerangkan bahwa kegiatan atraksi terjun payung tersebut sudah mendapatkan ijin daru AAU.
“Semua aktifitas udara dan penerbangan dihentikan demi terlaksananya atraksi terjun payung di hadapan mahasiswa baru UGM,” imbuhnya.
Sementara itu Rektor UGM, Dwikorita Karnawati, mengatakan aksi terjun payung tersebut sengaja dihadirkan dalam penyambutan mahasiswa baru bukan supaya mahasiswa menjadi penerjun semua. Tetapi sepirit terjun payung itu yang dapat menjadi bekal dalam menuntut ilmu selama di UGM.
“Bukan bermaksud agar mahasiswa menjadi penerjun, tapi ambilah sepirit sepertinya,” ujarnya.
[ang]Sumber: merdeka.com