Timlo.net—Untungnya, Anda tidak perlu meminta anak Anda untuk menjalani tes mahal supaya Anda tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang menarik perhatian mereka. Yang perlu Anda lakukan adalah mengamati anak Anda.
“Orang tua sangat ingin anak-anak mereka sukses dalam berbagai cara dan anak-anak lebih dari apapun ingin menyenangkan orang dewasa, oleh karena itu mereka tetap melakukan beberapa kegiatan dalam waktu lama sekalipun mereka tidak menyukainya,” kata mantan kepala sekolah Jennifer Fox, penulis buku “Your Child’s Strenghts: Discover Them, Use Them”. Perilaku inilah yang mencegah anak-anak mengembangkan bakat dan minat alami mereka. Supaya orang tua bisa menolong anak mereka menemukan bakat mereka, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Perhatikan mereka bermain
Apakah anak Anda secara alami tertarik kepada kegiatan kelompok atau kegiatan pribadi? Apakah dia lebih senang berlarian atau duduk diam? Apa yang pertama dia pilih: sebuah alat gambar, sebuah iPod atau sebuah skuter? Melihat pilihan-pilihan anak Anda bisa menolong kita mengetahui gambaran tentang bakatnya.
2. Berikan pilihan-pilihan nyata
Masuk akal bila Anda ingin anak Anda menghargai seni musik sehingga Anda ingin dia les piano. Tapi apakah itu bermain musik merupakan minat dan bakatnya? Bagaimana seandainya dia lebih bahagia jika bermain drum, bernyanyi atau memainkan alat musik lain?
“Anak-anak akan tetap menjadi siapa diri mereka walaupun Anda berusaha mengubah mereka,” kata Fox.
Kuncinya adalah membiarkan anak Anda menjelajahi berbagai pilihan aktivitas dan melihat kegiatan apa yang benar-benar menarik perhatiannya. Jika Anda pikir anak menyukai kegiatan itu, maka izinkan dia melakukannya. Tapi bila enam bulan kemudian dia tidak menikmati kegiatan itu maka saatnya berpindah ke aktivitas lain.
3. Teguhkan minatnya
Anda mungkin berpikir jika bermain video game membuang-buang waktu. Tapi jika anak Anda tertarik dengan dunia grafis, animasi, dunia cerita maka video game bisa mendongkrak bakatnya.
Orang tua seringkali menggolongkan aktivitas menjadi beberapa kategori, tapi dengan melakukannya mereka seringkali melewatkan hal yang penting. Daripada mengkritik keterampilan anak Anda, lebih baik meneguhkan keterampilan mereka dengan berkata, “Wow, bapak perhatikan kamu suka main game—dan kamu benar-benar berbakat dalam bermain game!”
Mengatakan kepadanya jika kegiatan yang dia sukai hanya membuang-buang waktu akan mematikan keinginannya untuk mengejar bakatnya.
4. Dorong dia berekspresi
Jika anak Anda pulang dari sekolah, lalu membuka buku dan mulai menulis cerita pendek mungkin Anda akan merasa senang. Tapi bagaimana jika dia duduk untuk menggambar kartun? Atau menulis teka-teki? Bagaimana jika dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat teka teki silang? Doronglah dia untuk terus melanjutkan aktivitas-aktivitasnya. Di saat anak Anda merasa disensor atau dibatasi, saat itulah dia berhenti mengekspresikan diri secara kreatif.
5. Lupakan tentang diri Anda
Entah anak Anda menyukai atau membenci kegiatan yang Anda ingin dia lakukan, hal itu bukanlah tentang diri Anda. Ingatlah untuk mengesampingkan ketertarikan, prasangka dan anggapan yang Anda miliki. Jika Anda kecewa karena anak Anda tidak berminat terhadap sebuah kegiatan, Fox menyarankan untuk bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang terjadi pada hidup anak saya kalau dia tidak ikut les musik? Atau jika dia berhenti bermain musik dan mengejar karir di bidang akting?” kemungkinan besar, akibatnya dalam hidup anak Anda kecil hingga tidak perlu dikuatirkan.
“Semuanya tentang kesempatan untuk membuat sebuah pilihan,” kata Fox. Dan dengan kebebasan dan dorongan yang diberikan orang tua anak-anak akan membuat pilihan yang baik.
Sumber: CBS46.com