Boyolali — Sebanyak delapan desa di Boyolali hingga saat ini belum bisa mencairkan dana desa. Diduga, karena belum menyampaikan Anggaran Pembangunan dan Belanja Desa (APBDes) 2015. Sementara Bagian Pemerintahan Desa Setda Boyolali, masih akan melakukan pengecekan.
“Kita masih akan lakukan pengecekan, kenapa bisa sampai terlambat,” kata Kabag Pemdes Boyolali, Arief Wardianta, Selasa (23/8).
Dijelaskan, kedelapan desa tersebut harus sudah bisa mencairkan dana desa dalam minggu ini. Bila tidak bisa, maka pihaknya akan memanggil seluruh kades dan bendahara untuk klarifikasi agar persoalan menjadi jelas.
“Kalau sampai tidak cair kan akan menganggu pembangunan di desa,” imbuhnya.
Disebutkan, tahun ini nilai dana desa yang diterima setiap desa rata-rata Rp 700 juta. Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 600 juta. Selain dana desa, setiap pemerintah desa juga mendapatkan alokasi dana desa (ADD) dari anggaran Pemkab.
“Pemerintah desa harus lebih dini mempersiapkan ABDes untuk tahun berikutnya,” imbuhnya.
Terpisah, Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Suyat menjelaskan, dana Desa Sruni telah digunakan untuk berbagai kegiatan sebanyak 60 persen. Atau sekitar Rp 360 juta dari total dana sebesar Rp 610 juta. Antara lain untuk pengecoran jalan, perbaikan jembatan dan talut.
“Kita libatkan warga untuk maksimalkan anggaran,” pungkasnya.