Solo – Pentas Seni Tari Bertajuk Menari Tanpa Bunyi digelar di Teater Kecil Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jumat (26/8). Penari yang tampil semuanya siswa-siswi difabel. Diantaranya ditonton oleh Rektor ISI Surakarta, Sri Rochana Widyastutieningrum.
“Semua penari yang tampil adalah penyandang tuna rungu dan tuna wicara dari empat Sekolah Luar Biasa (SLB) se-eks karesidenan Surakarta,” kata Penyelenggara Retno Utari, mahasiswa Program Studi (Prodi) Seni Tari Pascasarjana ISI Solo kepada wartawan, di sela-sela acara, Jumat (26/8).
Selain sebagai bentuk eksperimen kelengkapan data penyusunan tesisnya, menurut Retno, pentas seni tari tersebut diadakan sebagai wadah bagi para siswa tuna rungu untuk menunjukkan kemampuan dalam seni tari kepada masyarakat.
“Di panggung tersebut, mereka telah membuktikan mereka mampu menari dengan baik layaknya orang normal lainnya,” ujarnya.
Penampilan para penari cilik tersebut, rupanya telah mengundang rasa haru Rektor ISI Solo yang hadir menyaksikan penampilan mereka. Saat pertunjukan berlangsung, tampak beberapa kali Rochana panggilan akrab Rektor ISI tersebut menyeka air matanya.