Wonogiri — Puluhan perwakilan Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) se-Jateng meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengklarifikasi statement-nya di media massa beberapa waktu lalu. Mereka menganggap pernyataan Gubernur Ganjar menyinggung perasaan dan terkesan melecehkan Apdesi.
“Di pemberitaan media massa itu Pak Ganjar menuding kinerja kita kurang maksimal dan kami pemerintahan desa hanya mementingkan haknya yakni menuntut gaji tinggi saja tanpa ada kerja nyata,” ungkap salah satu perwakilan Apdesi asal Gondang, Sragen, Eka Hidyat, Rabu (7/9).
Menurutnya, pernyataan Gubernur Jateng tersebut muncul pada sebuah pemberitaan media massa, dimana saat itu Ganjar melakukan kunjungan kerja ke Boyolali. “Kami selaku perwakilan Apdesi menggeruduk ke Wonogiri ini hanya ingin bertemu Pak Ganjar dan meminta klarifikasi,” jelasnya .
Gubernur Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerjanya di Wonogiri menegaskan, statement yang dilontarkan di media massa bukanlah murni dari dirinya. Bahkan menurutnya statement itu sangat keliru. Sebenarnya pernyataan terkait perangkat desa bukanlah melecehkan melainkan merespon pidato salah satu pejabat saat itu.
“Saya juga kaget ketika membaca pemberitaan di media massa, bukannya perkataan saya tapi kok malah konfliknya. Dan itu keliru. Padahal saya sendiri ikut membidani lahirnya Apdesi. Apa mungkin saya tega menyakiti dan tidak logis,” ungkap Ganjar Pranowo.
Dengan gaya khas, Ganjar menolak jika disebut melecehkan Apdesi. “Wong waktu bengkok (tanah kas desa jatah perangkat desa) dulu hilang, orang pada kumpul di rumah saya membahas itu, lalu saya beraksi dan kemudian PP- nya diubah, gara-gara saya Jateng jadi keren,” katanya.
Ganjar pun berharap kepada para Kades untuk segera membenahi pelayanan pemerintahan desa. Misalnya transparansi dana desa, termasuk tiga kategori pelayanan yakni mudah, murah dan cepat..
“Nah itu saja permintaan saya, simpel kan,” tandasnya.
