Sukoharjo – Rencana uji coba Full Day School (FDS) dinilai terlalu tergesa-gesa karena hingga saat ini belum ada sosialisasi konsep secara utuh dari pemerintah. Kualitas pendidikan yang ada saat ini juga diragukan dapat memfasilitasi FDS dengan efektif.
“Sumber daya di sini bukan hanya soal sarana dan prasarana, yang lebih penting adalah kesiapan pendidik. Dan jika melihat kualitas pendidikan sekarang ini, dikhawatirkan belum mampu memfasilitasi FDS dengan efektif,” kata Direktur Yayasan Satu Karsa Karya, Suroto, Rabu (21/9).
Dengan konsep yang belum matang, dikhawatirkan pada pelaksanaan FDS justru mengakibatkan anak didik menjadi strees karena bosan. Pasalnya, efektivitas proses pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh jumlah jam pelajaran, tetapi lebih ke ketepatan metode yang dilakukan oleh tenaga didik.
Disamping itu, kebudayaan dan nilai-nilai local harus dipertimbangkan dalam mengembangkan pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah. Seperti mempertimbangkan kebutuhan di daerah yang mendeklarasikan diri sebagai kota layak anak.
“Uji coba FDS mestinya mempertimbangkan hak-hak anak untuk bermain, beristirahat dan kebutuhan lainnya sebagai anak-anak. Sehingga tidak bertabrakan dengan program masing-masing daerah,” tandasnya.