Solo – Sebanyak 22 karya bambu dipamerkan di halaman Barat Bentengn Vastenburg dalam pergelaran Bamboo Biennale 2016. Karya yang dipamerkan bukan karya sembarangan.
Sebanyak 14 karya merupakan hasil seleksi oleh lima kurator dari 165 karya yang masuk ke meja panitia. Sepuluh karya selebihnya merupakan desain dari arsitek berpengalaman yang diundang untuk meramaikan pameran.
“Sejak Juli kami mengumpulkan proposal karya untuk empat kategori yaitu arsitektur, instalasi, kriya dan furniture. Dari proposal yang masuk kemudian diseleksi oleh kurator. Karya yang lolos seleksi kita tampilkan di pameran ini,” kata Sekrtetaris Panitia Bamboo Biennale 2016, Dyanira, Sabtu (8/10).
Dari semua proposal yang masuk ada 138 yang masuk kategori arsitektur. Hanya 9 yang lolos seleksi dan dipamerkan. Untuk kategori instalasi ada 14 proposal, dengan 3 proposal yang dipamerkan. Sedangkan untuk kategori furniture, ada 11 proposal masuk dengan 2 proposal yang lolos.
“Untuk kategori kriya sebenarnya ada dua proposal yang kita terima. Tapi tidak ada yang memenuhi syarat,” kata dia.
Proses kurasi sendiri disebutnya cukup ketat dengan mempertimbangkan beberapa kriteria di antaranya bahan, fungsi, dan keterbangunan. Karya yang diajukan harus berbahan utama bambu dengan bahan pendukung bebas.
“Karya yang dipamerkan juga harus memiliki fungsi dan harus bisa benar-benar dibangun. Karena ada yang desainnya di atas kertas bagus tapi secara teknis tidak bisa dibangun,” kata dia.
Pameran Bamboo Biennale berlangsung sebulan mulai 8 – 30 Oktober mendatang. Selain karya-karya berukuran besar di halaman Benteng Vastenburg, karya-karya kriya berbahan baku bambu lain juga dipamerkan di Gedung Barat Pasar Gede.