Solo City Jazz 2016
Musik Jazz “Dulu dan Kini”
Timlo.net – Perhelatan Solo City Jazz (SCJ) 2016 di Taman Balekambang selama dua hari pada Jumat, 31 September – Sabtu, 1 Oktober lalu menjadi saksi bahwa transformasi musik jazz saat ini tak seperti musik jazz pada era dulu dilahirkan. Saat ini, musik tersebut mampu menyatu dengan aliran musik lain sehingga menciptakan suatu komposisi musik yang easy listening.
“Saat ini musik jazz tidak sekaku dulu. Musisi muda, mulai memberikan warna baru dengan sentuhan musik jazz di karya mereka,” terang Chairman SCJ 2016, Wenny Purwanti.
Tak hanya terjadi di dalam inti nada yang disajikan, penyajian musik jazz juga berubah 180 derajat dari awal mulanya dulu. Dalam perhelatan yang telah menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Solo tersebut, musik jazz disajikan dengan perpaduan rindang taman peninggalan Mangkunegara VII.
Ditaman seluas 9,8 hektare tersebut, pengunjung nampak menikmati musik jazz yang disajikan. Bahkan, sejumlah kursi juga khusus disediakan supaya penonton dapat menikmati secara maksimal pertunjukan jazz yang dihelat. Tapi, tak sedikit diantara pengunjung yang menikmati suasana rindang taman sambil mendengarkan lantunan musik jazz.
“Musik jazz dapat dinikmati dengan suasana santai, itu sebabnya kenapa kami memilin di Balekambang yang suasananya rindang dan teduh untuk penyelenggaraan,” jelas perempuan yang telah menangani SCJ hingga tahun ke-tujuh ini.
Ia berharap, musik jazz mampu dinikmati seluruh kalangan. Dengan memberikan warna lain dan kolaborasi unsur musiklain, sehingga musik jazz lebih “renyah” mengisi indra dengar.
Penyelenggaraan SCJ 2016
Di antara rimbun pohon Taman Balekambang, lantunan musik jazz mengalun merdu. Tata lampu yang menghiasi juga makin menambah kesan megah perhelatan SCJ 2016 malam itu. Penyanyi jazz tanah air, Teuku Adifitrian atau akrab disapa Tompi juga ikut memeriahkan suasana.
Penyanyi asal, Lhokseumawe, Aceh ini langsung menggebrak panggung dengan dengan lagu berjudul Sedari Dulu. Sontak para penonton yang sudah menunggu sekian lama nampak histeris dan hanyut dalam syair lagu yang dibawakan oleh sang vokalis.
“Selamat malam Solo, Solo mana suaranya!!!” sapa Tompi.
Dengan mengenakan kemeja warna abu-abu serta topi yang menjadi ciri khasnya saat tampil, Tompi juga sesekali mengajak para penonton ikut bernyanyi bersama. Tak sampai disitu, penyanyi kelahiran September 1978 ini juga mengajak seorang penonton untuk ikut berduet bareng di atas panggung.
Selain Tompi, sejumlah musisi lain juga turut memeriahkan SCJ 2016 di antaranya Rodrigo Parejo &Tesla Manaf, Seroja Etnic Project, Aditya Ong Quartet, B’Fuzz, Galih Naga Seno, Iza Nael, Michelle Kuhnle dan Surakarta SKA Collection. Berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, pihak penyelenggara meberi porsilebih untuk penampil dari Kota Solo. Sehingga ke depan, musik jazz mampu berkembang di Kota Benggawan.