Timlo.net — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan PP Muhammadiyah ke Istana Merdeka, Selasa (1/11) pagi. Di awal pertemuan, Presiden Jokowi sempat memberikan sambutannya.
Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin, mengatakan menyambut baik undangan dari Presiden Jokowi ini. Dia menilai pertemuan dengan Presiden dalam rangka mempersatukan hubungan antarumat bangsa.
“Ini menjadi komitmen bersama, upaya menjaga negara, kesatuan bangsa harus direspons dengan baik, kita semua kan ingin negara ini kita jaga persatuan kita jaga supaya tetap utuh supaya tak ada yang mecah belah,” kata Ma’ruf saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj mengutarakan hal yang sama. Undangan pertemuan dari Presiden tersebut hanya untuk upaya menjaga keutuhan kebersamaan antarumat beragama.
“Pemerintah dalam hal ini selalu mengajak civil society, anak bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI, secara umum,” ujarnya.
Hal tak jauh berbeda juga diutarakan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Dia menjelaskan pertemuan tersebut tak hanya membahas soal Pilkada DKI tahun 2017 yang diliputi oleh dugaan penistaan agama yang dialamatkan ke calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Tidak hanya itu saya pikir, untuk Pilkada secara keseluruhan, karena Indonesia luas tentu DKI ada di ibukota memerlukan perhatian semua pihak. Tetapi poin kita bagaimana kehidupan politik nasional kita tetap elegan dan bermartabat,” ujarnya.
Saat ini, baik petinggi dari MUI, NU dan Muhammadiyah telah tiba di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, terlihat Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang mendampingi Presiden Joko Widodo, lalu Menko Polhukam Wiranto, dan sejumlah menteri lainnya. [lia]
Sumber: merdeka.com