Timlo.net – Pemerintah berencana menambah utang Rp 40 Triliun untuk dana talangan di kuartal IV. Pasalnya, penerimaan di awal tahun masih minim.
Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan prefunding ini juga untuk mengantisipasi jika situasi pasar dunia dan domestik tidak kondusif di tahun 2017 mendatang, dan likuiditas pada Desember 2016.
“Jadi, yang bagian akhir itu yang penting, kan ada volatility akhir-akhir ini. Kami tentu akan mengecek ulang, termasuk kita akan hitung ulang, apakah butuh segitu,” kata Robert Pakpahan, Jakarta, Selasa (15/11).
Meski begitu, pemerintah tidak akan menggunakan keseluruhan dari jumlah utang tersebut. Jika situasi pasar dunia masih kondusif di awal tahun 2017, maka pemerintah masih bisa menggunakan langkah alternatif lainnya guna menggenjot belanja negara di awal tahun.
“Jadi, kita fleksibel saja, kalau marketnya kondusif, ya yang mana saja akan kita launch, prefunding. Tapi kalau marketnya sedang tidak bagus, kita juga tidak ngotot-ngotot amat. Pemerintah masih banyak alternatif,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan prefunding dilakukan dengan menerbitkan Surat Utang Negara (SBN). Dalam rangka pembiayaan APBN 2017, penerbitan SBN neto ditargetkan sekitar Rp 40 triliun.
Selain prefunding, belanja negara juga akan dipenuhi dengan SILPA. Pemerintah juga akan menggenjot penerimaan pajak, bea cukai, dan PNBP.
[sau]Sumber: merdeka.com