Solo — Pemerintah Kota Solo bakal merelokasi lima belas Pedagang Kaki Lima (PKL) di Taman Ronggowarsito. Mereka diminta mencari tempat lain lantaran tenda mereka sering digunakan untuk berbuat asusila di malam hari.
“Kemarin kita awasi dari atas (jembatan) ada beberapa pasangan. Tapi yang tertangkap cuma satu. Yang lain bisa melarikan diri,” kata Kepala Bidang Penegakan Perda Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo, Arief Darmawan, Selasa (15/11).
Taman yang berada di bawah jembatan Jurug itu memang menjadi tempat berjualan PKL pagi hingga sore hari. Mereka mendirikan bangunan semi permanen dari bambu dan terpal untuk berjualan mulai pagi hingga sore. Malamnya, tenda-tenda itu sering dimanfaatkan pasangan-pasangan untuk bertindak mesum. Para PKL diberi waktu hingga akhir pekan ini untuk berpindah ke tempat lain.
“Kalau nekat berjualan lagi, akan kita tindak tegas,” kata dia.
Selain kerap digunakan untuk berbuat mesum, PKL diminta meninggalkan Taman Ronggowarsito karena di kawasan itu akan dibangun parapet Bengawan Solo. Pembangunan itu merupakan bagian dari program pengendalian banjir Kota Solo yang ditargetkan rampung 2018 mendatang. Selain pembangunan parapet, program itu juga menyaratkan kawasan bantaran sungai steril dari bangunan.
“Di situ kan bantaran sungai. Tidak boleh untuk berjualan,” tambah Arief.
Menurutnya, ada sembilan belas PKL yang berjualan di taman tersebut. Empat di antaranya sudah direlokasi ke tempat lain. Sisanya sebanyak lima belas PKL diberi waktu hingga akhir pekan karena sosialisasi baru dilakukan hari ini.
“Kita hanya menegakkan peraturan saja. Mau dipindah ke mana itu terserah DPP (Dinas Pengelola Pasar),” tandasnya.