Solo – Solo berpotensi menjadi kota berbasis investor dalam pasar modal. Hal itu didasarkan pada pesatnya laju pertumbuhan ekonomi dan antusias masyarakat dalam melakukan investasi.
“Jumlah investor di Jawa tengah sekarang ini mencapai 44.903 orang. Angka itu meningkat sekitar 34 persen jika dibanding periode tahun sebelumnya yang hanya sebesar 34.144 investor,” ujar Kepala Divisi Komunikasi dan Pemasaran PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Nina Rizalina kepada wartawan, Rabu (16/11).
Sementara untuk Kota Solo, menduduki peringkat kedua di Jawa Tengah atau dengan jumlah investor mencapai 5.851 orang. Menurutnya, Solo memiliki potensi cukup besar dalam perkembangan di pasar modal. Hal itu seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Mengacu pada data BPS 2015, jumlah penduduk Kota Solo sedikitnya mencapai 512 ribu jiwa, dan presentase penduduk usia produktif mencapai 70 persen. Hal ini menunjukan potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu kota basis investor,” jelasnya.
Untuk mendongkrak minat ivestasi tersebut, KSEI bersama BEI dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) melakukan berbagai terobosan program. Diantaranya melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan edukasi kepada masyarakat.
“Kita optimis dengan adanya strategi ini, lima hingga sepuluh tahun kedepan mereka bisa menjadi investor di pasar modal,” tandasnya.