Solo — Hujan dengan intensitas tinggi di Solo dan sekitarnya masih akan berlangsung hingga Februari mendatang. Masyarakat agar tetap mewaspadai potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan deras tersebut seperti banjir susulan dan tanah longsor.
“Hujan lebat di Solo dan sekitarnya merupakan pengaruh fenomena iklim lokal. Tidak berkaitan adanya badai-badai tertentu yang terjadi di sekitar perairan di Indonesia,” ungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr Andi Eka Sakya di sela-sela acara International Conference on Climate Change (ICCC) di Pusdiklat Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu (30/11).
Musim penghujan diprediksi baru masuk pada pertengahan Januari. Jika saat ini belum masuk musim penghujan yang sesungguhnya sehingga curah hujan masih sangat tinggi karena masih terlokalisir di wilayah tertentu. Jika nanti musim hujan sudah merata, maka curah hujan akan kembali mormal.
“Kemarin sewaktu di Jumantono hujan, sempat dihitung jika curah hujannya mencapai 200 mm/jam atau sangat tinggi. Curah hujan akan menurun jika hujannya sudah merata,” kata Andi.
Andi menghimbau agar masyarakat tetap mewaspadai potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan deras tersebut seperti banjir susulan dan tanah longsor.