Solo — Tingginya animo masyarkat di Kawasan Eks Karesidenan Surakarta dalam membuat paspor mengakibatkan Kantor Imigrasi setempat membludak. Dalam sehari, ratusan orang memanfaatkan layanan pembuatan paspor di tempat tersebut.
“Akan kami carikan solusi, termasuk membentuk ULP (Unit Layanan Paspor-red) di Kantor Imigrasi Surakarta,” terang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly saat berkunjung ke Rutan Kelas I Solo, baru-baru ini.
Dalam sehari, Kantor Imigrasi Solo melayani 200-300 orang. Mereka datang dari kawasan Solo Raya mulai dari Kota Solo, Kabuapaten Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sragen, Sukoharjo dan Wonogiri. Dengan kondisinya saat ini, makin banyak masyarakat yang melakukan pengurusan paspor ditempat tersebut sehingga mengakibatkan tempat tersebut kurang ideal dan representatif.
“ULP merupakan semacam kantor cabang yang berperan membantu pelayanan di kantor utama. Upaya ini juga untuk meningkatkan pelayanan,” kata Yasonna.
Yasonna mencontohkan, ULP sudah berdiri di Surabaya. Selain itu, Kemenkumham juga menerapkan pelayanan paspor Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, Inovatif (Pasti) di Kantor Imigrasi Kelas II Karawang, Jawa Barat.
“Pelayanan paspor Pasti di Karawang, warga datang menyerahkan berkas bisa ditinggal pergi bekerja. Mereka datang lagi ke kantor paspor sudah jadi. Kami ingin pelayanan di Kantor Imigrasi Surakarta seperti itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Bambang Sumardiono, mengatakan Kantor Imigrasi Solo membuka pelayanan pukul 06.00 WIB dari sebelumnya pukul 07.30 WIB. Pelayanan dibuka lebih pagi untuk menghindari membludaknya antrean.
“Kami setuju dengan pembentukan ULP Imigrasi Solo untuk meningkatkan layanan termasuk mengurangi antrian di Kantor Imigrasi,” katanya.