Karanganyar — Berbagai cara dilakukan pemerintah merealisasi target serapan 4 juta ton beras di semester pertama tahun 2017. Peran aktif Bulog bersama mitra kerjanya merupakan kunci keberhasilan.
“Bulog diminta menyewa gudang-gudang di manapun tempatnya untuk menampung panenan petani. Lalu menggandeng 138 ribu penggilingan padi se-Indonesia untuk (gabah) yang basah. Sabtu-Minggu buka operasional penyerapan hasil panen,” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman kepada wartawan di sela panen raya padi di Desa Kaliwuluh, Kebakkramat, Rabu (8/3).
Sejauh ini, gudang milik Bulog telah terisi penuh beras sehingga menyulitkan penyerapan panen petani. Padahal produktivitasnya mengalami kenaikan signivikan berkat musim yang menguntungkan. Lantaran jumlah barang berlebih, harga di pasaran jatuh. Dalam hal ini, Bulog diminta menyetabilkan harga dengan membeli seluruh panenan sesuai instruksi presiden. Harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3.700 perkilo gabah kering panen (GKP).
“Yang saya lihat di sini memenuhi syarat. Kalau ada masalah, petani bisa langsung lapor. Jangan khawatir karena semua membantu mulai Babinsa, PPL, bupati, gubernur dan dinas pertanian,” katanya.
Menteri Amran mengatakan, timnya diberi waktu dua bulan memastikan caranya berjalan efektif dengan berkeliling wilayah penghasil padi di Indonesia. Hasilnya mulai terlihat dengan kenaikan serapan dari semula 14 ribu ton menjadi 20 ribu ton perhari selama dua pekan terakhir. Dengan kecukupan pangan nasional, tujuannya menyetop impor beras dan mendorong ekspor ke negara tetangga.