Sragen – Suasana car free day (CFD) dan acara jalan sehat yang dipusatkan di Alun-alun Sasono Langen Putro pada Minggu (26/3) pagi dikejutkan dengan kepulan asap yang membumbung tinggi di udara. Cuaca di Bumi Sukowati sejak pagi memang sudah mendung, kepulan asap itu memang nyaris tak kelihatan lantaran bercampur dengan awan hitam.
Namun bisa dipastikan, asap itu berasal dari Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtonegoro Sragen yang mengalami kebakaran. Lantaran hari libur di Kantor PDAM saat kejadian itu hanya terdapat empat orang yang sedang piket, dua diantaranya adalah petugas Satpam.
Kebakaran itu diketahui pertama kali oleh seorang Satpam, Andi, yang melihat ada kepulan asap dari salah satu ruangan kantor sekitar pukul 06.30 WIB. Setelah dicek, ternyata di Ruang Bagian SDM terdapat kobaran api. Tapi karena pintu dalam kondisi terkunci terpaksa harus memecahkan kaca untuk bisa memadamkan api.
“Kami juga langsung menghubungi pihak pemadam kebakaran. Ada dua mobil pemadam yang datang ke lokasi dan api berhasil dipadamkan. Jadi hanya satu ruangan yang terbakar, yaitu bagian SDM,” kata Direktur Umum PDAM Tirtonegoro Sragen, Supardi saat ditemui Timlo.net.
Supardi menyampaikan, untung saja kejadian itu bisa cepat diketahui petugas kemanan yang saat itu baru saja datang untuk menggantikan sif kedua. Dari jalan kelihatan ada asap membumbung dan langsung bergerak cepat.
Menurut Supardi yang terbakar di ruang SDM tersebut hanya berkas dokumen tentang kepegawaian, tiga unit komputer, dua unit AC dan sebuah meja. Dari tiga computer itu hanya satu yang hangus, sedangkan dua lagi masih bisa diperbaiki.
“Untuk data kepegawaian kami masih punya arsipnya yang disimpan di ruangan lain, sehingga kami tidak kehilangan data-data penting itu,” terangnya.
Supardi menambahkan, akibat kebakaran tersebut, pihaknay mengalami kerugian sekitar Rp 10 Juta.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto begiru mendengan Kantor PDAM kebakaran langsung meninggalkan acara di Alun-alun menuju lokasi. Dia menyampaikan, kebakaran tidak sampai menimbulkan kerugian yang signifikan.
“Yang penting data-data yang ada tidak hilang, masih ada arsipnya,” ujarnya.