Solo – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kota Solo menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Bundaran Gladak, Senin (27/3). Dalam orasinya mereka menuding bahwa pembangunan pabrik semen di Rembang menunjukan jika Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah melakukan eksploitasi terhadap alam dan berkhianat terhadap ajaran Soekarno.
“Gubernur Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) sudah lupa akan ajaran Trisakti Bung Karno dengan mencoba mengorbankan kaum petani demi pembangunan Pabrik. Maka dari itu, kami mendesak ganjar untuk kembali lagi mempelajari Trisakti Bung Karno,” ujar Ketua DPC GMNI Kota Solo, Edo Johan Pratama kepada wartawan.
Tidak hanya itu, mereka juga menilai bahwa pembangunan pabrik semen di wilayah Rembang tersebut melanggar beberapa hal. Diantaranya adalah Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 pasal 63 yang menetapkan area itu sebagai kawasan lindung. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, karena dalam regulasi itu telah diatur mengenai peran masyarakat. Namun demikian praktik yang terjadi di lapangan justru sebaliknya, banyak ketidakadilan dan ketidaktransparanan
“Karena jika ini dibiarkan dampaknya juga akan menurunkan produktivitas sektor pertanian pada wilayah sekitar. Misalnya matinya sumber mata air, polusi debu, dan terganggunya keseimbangan ekosistem alamiah,” jelasnya.
Menyikapi hal itu, mereka meminta agar pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk segera mencabut surat ijin lingkungan pada PT Semen Indonesia bernomor 660.1/6 Tahun 2017 dan penghentian pembangunan pabrik secara permanen. Termasuk pihaknya juga berharap supaya Presiden Republik Indonesia dengan kebijaksanaanya dapat menyelamatkan kaum petani Kendeng yang saat ini telah ditindas oleh Pemerintah Provinsi dan Pemilik Modal (Kapitalis).