Timlo.net – Bank Indonesia (BI) telah menyarankan agar penggunaan kartu Indonesia satu (Kartin1) digunakan terlebih dahulu oleh internal Kementerian Keuangan. Karena layanan dalam penggunaan kartu masih butuh penyempurnaan.
“Iya, memang ini masih butuh proses panjang. Apalagi kalau perbankan mau ikut join dengan kita, tentu BI sebagai pembuat keputusan perbankan punya pertimbangan sendiri mengenai Kartin1,” ujar Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Ditjen Pajak, Iwan Guniardi di Jakarta, Sabtu (1/4).
Iwan Guniardi mengatakan salah satu fungsi Kartin1 memang dirancang khusus untuk menyatukan data dalam satu kartu. Selain itu, dia meyakinkan perbankan tidak perlu ragu bergabung, sebab, Kartin1 didesain dengan pengamanan berlapis.
“Dalam pembuatannya, dibutuhkan sidik jari pemilik kartu selain itu penggunaannya nantinya akan menggunakan sistem personal identification number (PIN),” ungkapnya.
“Ibarat dompet sudah dikancing atau dikunci kemudian dimasukkan ke dalam brankas. Jadi sudah pasti aman. Orang lain tidak boleh pakai itu, yang tau kan Anda,” tambahnya.
Selain itu, apabila kehilangan Kartin1, masyarakat tidak perlu repot menghubungi semua institusi pembuatan kartu identitas maupun perbankan yang dimilikinya. Cukup menghubungi instansi di mana Kartin1 dibuat, maka semua data sudah dapat dibuka kembali.
“Kalau hilang, orang tidak boleh pakai sembarangan. Kenapa? Di reader kan ada pembaca sidik jari dan juga pin. Kalau tidak sesuai dia tidak akan mau terbuka,” ujarnya.
[bim]Sumber: merdeka.com