Sragen – Keberadaan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Kabupaten Sragen ternyata sangat minim. Pasalnya dari 208 desa yang tersebar di 20 kecamatan, baru ada 62 PLKB.
“Memang masih kurang, untuk memberikan pelayanan penyusuluhan, satu tenaga PLKB terpaksa harus mengampu tiga desa di Sragen,” kata Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BKBPMD) Sragen, Joko Sugeng, Kamis (13/4).
Joko Sugeng mengatakan, saat ini bisa dibilang untuk tenaga PLKB Sragen masih kekurangan sekitar 146 orang. Secara ideal, minimal satu desa harus ada satu tenaga PLKB.
Namun saat ini, dari 82 orang 10 orang merupakan kepala dan 62 tenaga lapangan. Meski terjadi kekurangan tenaga penyuluh, untuk program peningkatan KB bagi kaum pria malah terjadi peningkatan hingga 300 persen.
Tahun ini ada sembilan pria yang mengikuti vasektomi, dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak tiga orang. Vasektomi sendiri tidak mengurangi hubungan suami istri. Selain itu, bagi mereka yang ingin memiliki program memiliki anak, vasektomi bisa dilepas.
“Terbukti salah satu peserta KB vasektomi asal Jenar, saat ingin memiki anak kembali bisa dilakukan dengan melepas model KB tersebut,” terang Joko.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, saat ini di Sragen total ada 157.042 pasangan usia subur (PUS). Pasangan yang masuk kategori PUS adalah kelompok atau pasangan suami-istri dengan rentang usia 15 tahun sampai 49 tahun.
“Kami terus menyosialisasikan kepada masyarakat, terutama PUS untuk menggunakan KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Saat ini pengguna MKJP, terutama laki-laki masih tergolong sedikit padahal sangat efektif untuk mengontrol pertumbuhan penduduk,” papar Joko.