Solo – Lembaga Dewan Adat menanggapi positif mediasi yang berlangsung di Diamond Resto, Sabtu (15/4). Dari meja perundingan tersebut, kedua pihak sepakat untuk menyelenggarakan Tingalan Jumenengan Dalem Pakubuwana XIII di Sasana Sewaka dengan dihadiri raja di dampar kencana (tahta).
“Menurut kami pertemuan tadi sangat konstruktif. Kita sama-sama cooling down,” kata Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Surakarta, KP Eddy Wirabhumi saat dihubungi melalui telefon.
Menurut Eddy, kedua pihak sepakat untuk menahan diri dan introspeksi masing-masing. Lembaga Dewan Adat dan Tim Lima bentukan Pakubuwana XIII sepakat menyelenggarakan Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan kenaikan tahta raja bersama-sama di Sasana Sewaka.
“Kita sepakat itu dulu. Masalah lain akan dibicarakan setelah jumenengan,” kata dia.
Untuk diketahui, sejak 2013 lalu Lembaga Dewan Adat menggelar Tingalan Jumenengan Dalem Keraton Surakarta tanpa dihadiri Pakubuwana XIII sebagai raja. Dewan Adat menyebutnya Tingalan Adeging Bedhaya Ketawang.
Pakubuwana XIII menggelar Tingalan Jumengan sendiri di kediamannya di Sasana Putra, masih satu kompleks dengan Keraton Surakarta. Acara yang digelar Pakubuwana XIII tidak menampilkan tarian sakral Bedhaya Ketawang yang hanya ditarikan saat Tingalan Jumenengan.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua kubu Keraton Surakarta, Lembaga Dewan Adat dan Tim Lima bertemu di Diamond Resto. Dimediasi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Jenderal Purn. Subagyo Hadi Siswoyo, Pertemuan berlangsung tertutup di ruang VIP selama beberapa jam.
Pertemuan dihadiri kedua kubu. Dari pihak Lembaga Dewan Adat tampak GKR Koes Moertiyah, GKR Koes Isbandiyah, GKR Koes Indriyah, KGPH Puger, dan KP Eddy Wirabhumi. Sementara dari Tim Lima hadir KGPH Benowo, GPH Suryo Wicaksono, Begug Purnamasidi, dan KGPH Tedjowulan. Benowo tampak meninggalkan lokasi di tengah rundingan masih berlangsung.