Timlo.net—Dunia saat ini sedang mengalami penyebaran varian baru dari COVID-19, Omicron. Tapi banyak ahli kesehatan percaya jika hal ini bukanlah akhir dari pandemi.
Virus corona dikatakan bermutasi secara konstan dan bisa berkembang menulari makhluk lain selain manusia. Profesor Kesehatan dan Pengobatan Global, the Boston University’s Schools of Public Health and Medicine, Davidson Hamer berkata jika salah satu mekanisme potensial terciptanya varian baru menyangkut populasi binatang.
“Karena (virus penyebab COVID-19) bisa menginfeksi hewan tertentu—beberapa terinfeksi dengan baik, seperti cerpelai atau rusa ekor putih—virus itu bisa menulari hewan, tersusun ulang dan kembali menulari populasi manusia,” kata Davidson dilansir dari Woodtv.com, Minggu (23/1).
“Hal ini bisa menjadi mekanisme potensial dari sebuah varian baru dan merupakan kemungkinan yang sangat mengkuatirkan,” tambahnya.
Skenario lain yang dikenali para ahli epidemiologi melibatkan pasien manusia yang mengalami masalah daya tahan tubuh. Mereka bisa terinfeksi secara kronis dengan virus itu tapi bisa bertahan.
“Orang yang daya tahan tubuhnya ditekan memiliki masa yang lebih sulit untuk menyingkirkan virus itu dari tubuh mereka, dan banyak mutasi mungkin muncul dalam satu orang dan lalu berpindah kepada orang lain,” jelas asisten profesor penyakit menular Stanford University, Jorge Salinas.
Para ahli juga berkata mekanisme ini adalah sumber dari munculnya berbagai varian baru virus corona sebelumnya termasuk Omicron. Para peneliti berkata sulit untuk memprediksi di mana dan kapan varian baru akan muncul.
Selain itu, begitu varian baru muncul, bukan berarti varian itu lebih mudah menyebar. Tapi selalu ada kemungkinan jika varian baru menular lebih cepat atau lebih parah, atau mungkin memiliki kemampuan melawan daya tahan tubuh atau vaksin.
Seorang ahli epidemilogi dari the University of California, George Rutherford menyamakan mutasi virus dengan typo atau kesalahan penulisan. Beberapa typo lebih berbahaya dibandingkan typo lainnya.
“Jika evolusi virus itu logis, yang memang seperti itu, kami menduga..varian ini akan bertahan hidup dan lebih mudah ditularkan atau lebih mampu menghindari daya tahan tubuh,” ujar George.
Tapi kemungkinan untuk virus membunuh inangnya dengan mudah cukup kecil. Sebab jika virus membunuh inangnya maka mereka tidak akan tersebar secara efektif. Dia memperingatkan jika mutasi virus tidak selalu mengikuti langkah logis. “Waspadalah, mutasi berikutnya bisa merupakan sesuatu yang sangat berbeda,” katanya.
Editor : Ranu Ario