Timlo.net – Perayaan Tahun Baru Imlek, pastinya tidak akan pernah lepas dari perayaan Cap Go Meh. Di Kota Solo, perayaan Cap Go Meh juga direncanakan masuk dalam rangkaian agenda perayaan Imlek tahun ini meski penyelenggaraannya bakal berlangsung sederhana mengingat masih berlangsungnya pandemi Covid-19 saat ini.
Meski demikian, kondisi tersebut diharapkan tidak mengurangi makna di balik perayaan Cap Go Meh. Penting untuk diketahui bahwa bagi masyarakat Tionghoa, perayaan Cap Go Meh ini memberi makna tersendiri.
Cap Go Meh, atau disebut juga dengan Festival Musim Semi atau Festival Lentera, dirayakan pada hari kelima belas malam sesudah perayaan Tahun Baru Imlek. Ini berasal dari kata Cap Go Meh, di mana Cap berarti 10, Go yang berarti 5, dan Meh yang berarti malam. Perayaan ini bertepatan dengan malam bulan purnama.
Dalam Taoisme, perayaan Cap Go Meh adalah perayaan turunnya Dewa Sam Ka Kong, yang terdiri atas tiga dewa, yaitu Dewa Siang Goan Thian Koan, Dewa Her Goan Koan, dan Dewa Tiong Goan Tee Koan. Menurut kepercayaan masyarakat China, ketiga dewa tersebut turun ke bumi pada malam bulan purnama untuk memberi pengampunan dosa kepada manusia dan melepaskan manusia dari berbagai kesulitan hidup.
Untuk menyambut Cap Go Meh ini, tradisi yang biasa dilakukan oleh umat Budha, Konghucu, dan Tao di antaranya mendatangi vihara-vihara dan kelenteng untuk melakukan sembahyang. Mereka juga akan melakukan tradisi berkumpul dengan keluarga. Biasanya tradisi ini juga dimeriahkan dengan adanya atraksi barongsai dan liong.
Editor : Septhia Ryanthie