Timlo.net—Dalam sebuah buku berjudulk Eat to Beat Illness, Dr. Rupy Aulja membahas topik psikiatris nutrisi, yaitu dampak nutrisi terhadap kesehatan mental.
“Pada dasarnya bagaimana kita bisa makan untuk mencegah masalah mental seperti mood buruk, kegelisahan dan bahkan depresi berat. Sejumlah studi menunjukkan kemampuan nutrisi untuk mempengaruhi kesehatan mental secara positif dan kita perlu memiliki apresiasi yang lebih besar untuk dampak kesehatan dari makan dengan baik,” terang Dr. Rupy dilansir dari Metro.co.uk, Rabu (9/2).
Pada 2017, uji coba SMILES adalah yang pertama yang menguji hubungan antara makanan dan mood. “Penelitian ini menunjukkan jika perubahan pola makan selama 12 minggu bisa merubah kesehatan mental para subyek penelitian. Mereka mengganti menu makanan dengan tanaman yang tidak diolah, tinggi serat dan secara keseluruhan berfokus pada menu makanan Mediterania,” terang Rupy.
Penelitian pada 2019 terhadap 45.000 partisipan menunjukkan jika perubahan pola makan mengurangi depresi dan kegelisahan secara signifikan, terutama pada wanita.
Dr. Uma Naidoo, salah satu tokoh terkemuda dalam psikiatri nutrisi menjelaskan hal ini. “Ilmu pengetahuan modern mengungkap jika otak dan usus terhubung secara intim dan bekerja secara sinergis. Nutrisi yang kita makan berpengaruh sangat dalam terhadap proses molekuler dan seluler dan secara langsung berdampak pada otak dan kesehatan mental kita,” terangnya.
Dia lebih jauh menjelaskan jika diet Mediterania terdiri dari tanaman seperti buah, sayuran, polong, kacang, gandum utuh, minyak zaitun dan ikan dalam jumlah sedang. Kecuali minyak zaitun dan ikan, makanan lain merupakan sumber serat yang tinggi. Sumber serat ini menjadi makanan untuk mikroba usus yang baik. Masyarakat disarankan menghindari makanan olahan dan instan yang tinggi gula, garam dan lemak trans.
Editor : Ranu Ario