Sukoharjo — Merespon adanya informasi yang beredar tentang paguyuban yang mengajak pengrajin tahu untuk mogok karena tingginya harga kedelai, Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan didampingi Kapolsek Kartasura AKP Mulyanta melaksanakan pemantauan ke produsen tahu, di Dusun Kranggan Etan, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura.
Dalam pemantauan tersebut, pembuat tahu dan tempe di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo memutuskan tak ikut-ikut mogok produksi.
Salah satu produsen tahu, Eko Purwanto, mengaku dirinya juga mendapatkan ajakan untuk mogok produksi. Ajakan itu didapatkan melalui pesan berantai melalui WhatsApp (WA). Namun sebanyak 20 produsen tahu dan tempe di kampungnya memutuskan mengabaikan ajakan itu.
“Kita gak ikut karena kita masih ketergantungan kedelai impor, kita demo dan mogok produksi percuma saja. Selain itu, cicilan juga masih banyak,” kata Eko, Selasa (22/2).
Kenaikan kedelai pada awal tahun ini merupakan harga tertinggi, yang pernah ia alami. Produsen tahu dan tempe harus membeli kedelai impor hampir Rp 11 ribu per kilogram.