Klaten — Imbas kenaikan gas elpiji nonsubsidi bagi produsen roti “Bu Basuki” di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, sangat memberatkan. Mereka harus menghitung ulang harga jual roti untuk mengantisipasi kerugian.
Kenaikan harga elpiji tersebut dinilai sangat memberatkan usaha produksi roti. Karena kebutuhan gas elpiji setiap hari sebanyak 5 tabung ukuran 12 kilogram.
Pemerintah kali ini menaikan harga gas elpiji nonsubsidi sebesar Rp 15.500 per kilogram. Sehingga, harga gas elpiji nonsubsidi berat 5,5 Kg saat ini dipatok Rp 88.000 dan harga gas elpiji 12 Kg dibandrol Rp 187.000
“Kenaikan harga elpiji bikin nangis produsen roti, bingung mau gimana, semua bahan naik semua, gas naik, mentega naik, telur naik, coklat naik, kismis juga,” ungkap Karpini Basuki (65), pemilik usaha roti “Bu Basuki”, Jonggrangan, Klaten, kemarin.

Langkah tersebut dilakukan guna untuk mengantisipasi kerugian. Saat ini, harga jual roti ukuran kecil Rp 21 ribu per bungkus dan roti ukuran besar Rp 42 ribu per bungkus.