Timlo.net — Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengimplementasi ide besar perpindahan Ibu Kota yang digagas oleh presiden-presiden yang menjabat sebelumnya. Hal itu ditandai oleh prosesi penyatuan tanah dan air yang dilakukan pada Senin (14/3).
Cita-cita perpindahan itu telah lama bergulir pada masa jabatan presiden sebelumnya, dari mulai semenjak Presiden Soekarno. Seketika akan dilakukan kebijakan itu pada 1957, mendapat hambatan yang disebabkan oleh gangguan stabilitas politik yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air.
“Sudah akan dilakukan perpindahan Ibu Kota tapi terhambat oleh pergolakan-pergolakan yang menyebabkan mundurnya waktu pada akhirnya tidak terjadi,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), ketika melakukan dialog secara virtual, Selasa (15/3).
Kemudian, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto juga akan memindahkan Ibu Kota dari yang semula DKI Jakarta ke wilayah di Jawa Barat (Jabar). Pada saat kebijakan itu akan dilakukan terhambat kembali, akibat dari gangguan stabilitas politik yang sedang melanda Tanah Air kala itu.
“Ada peristiwa 1998 yang membuat perpindahan Ibu Kota terhambat kembali,” kata Presiden Jokowi –seperti dilansir laman infopublik.id.