Solo — Aksi demonstrasi mahasiswa “Solo Raya Menggugat” digelar di Kawasan Bundaran Gladag, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Kamis (14/4) sore. Dalam aksi ribuan mahasiswa se-Solo Raya itu, tidak diikuti BEM UNS.
“Kami (BEM Soloraya) sebelumnya sepakat bahwa aksi dilakukan secara terbuka, namun kemudian kok berubah,” ungkap Presiden BEM UNS Shoffan Mujahid, saat dikonfirmasi wartawan.
Menurutnya, aksi demonstrasi sebelumnya dilakukan terbuka untuk elemen dan masyarakat lain. Kemudian berubah menjadi tertutup atau hanya khusus mahasiswa saja.
“Ternyata tidak sesuai kesepakatan awal, tetapi kami berusaha untuk sesuai dengan kesepakatan awal, tetapi tidak bisa berubah,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Aliansi BEM Soloraya Widi Adi Nugroho menuturkan, karena mempertimbangkan banyak hal, aksi akhirnya harus digelar tertutup.
“Kami berkaca dari aksi demo yang terjadi di Tugu Kartasura, Sukoharjo pada 2019 kemarin yang berakhir ricuh,” katanya.
Dalam aksinya, mereka menyuarakan perihal kenaikan BBM, oligarki pemerintahan, dibangunnya IKN di tengah kondisi masyarakat yang tercekik akibat kebutuhan dan masih banyak yang lain.
Aksi Solo Raya Menggugat diikuti oleh sekitar 18-20 perguruan tinggi di Soloraya, diantaranya BEM UMS Solo, UIN Raden Mas Said, Unisri, IIM, USB, dan perguruan tinggi lainnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko
